Sejarah Kerajaan Tulang Bawang, Nama Raja-raja hingga Keruntuhannya

Kerajaan Tulang Bawang berdiri sekitar abad ke 4 Masehi atau sekitar tahun 623 Masehi.

Wakos Reza Gautama
Sabtu, 21 Oktober 2023 | 12:51 WIB
Sejarah Kerajaan Tulang Bawang, Nama Raja-raja hingga Keruntuhannya
Ilustrasi Tugu Tulang Bawang. Sejarah Kerajaan Tulang Bawang dan nama raja-rajanya. [Instagram Winartiku]

SuaraLampung.id - Sejarah Kerajaan Tulang Bawang dimulai dari perpindahan suku bangsa beragama Hindu dari Vietnam ke wilayah Indonesia pada abad ke 5 Masehi.

Dikutip dari Buku "Kerajaan Tulang Bawang, Rangkaian Sejarah yang Hilang" karya Akhmad Sadad disebutkan perpindahan suku bangsa dari Vietnam ini berlangsung secara bergelombang dan berkelompok-kelompok.

Kelompok pertama berladang atau berhuma di Gunung Pesagi. Gelombang-gelombang berikutnya ada yang berhuma dan berladang di Skala Brak. Melalui perpindahannya kedua, suku bangsa dari Vietnam itu diduga mendirikan Kerajaan Tulang Bawang.

Beratus-ratus tahun lamanya mereka berdiam di sini. Nenek moyang yang menjadikan Kerajaan Tulang Bawang menyusur ke hulu Sungai Tulang Bawang dan menetap di situ.  Hal sama juga dilakukan dari Skala Brak. Mereka ada yang berpindah ke Lampung Utara, Lampung Tengah hingga Lampung Selatan.

Baca Juga:Sempat Bergumul, Warga Dipasena Selamat dari Terkaman Buaya

Akhirnya, kelompok-kelompok mendirikan keratuan-keratuan di Lampung. Baik yang menjadikan keratuan maupun mendirikan Kerajaan Tulang Bawang, dinamakan transmigrasi maupun imigrasi.

Menurut tuturan rakyat, Kerajaan Tulang Bawang berdiri sekitar abad ke 4 Masehi atau sekitar tahun 623 Masehi. Namun ada juga menyebutkan kerajaan ini berdiri sekitar tahun 771 Masehi.

Raja-raja Kerajaan Tulang Bawang

Rajanya pertama Mulonou Jadhi (Mulonou Jadi). Raja Mulonou Jadi di masa kemudiannya oleh masyarakat dikenal lagi dengan nama Mulonou Aji atau Mulonou Haji.  Setelah memerintah kerajaan, berturut-turut Raja Mulonou Jadi digantikan para putra mahkota.

Masing-masing disebutkan namanya Rakehan Sakti, Ratu Pesagi, Poyang Naga Berisang, Cacat Guci, Cacat Bucit, Minak Sebala Kuwang dan Runjung atau lebih dikenal dengan nama Minak Tabu Gayau. Ada yang menyebut Runjung memerintah Tulang Bawang sekitar abad ke 9 Masehi.

Baca Juga:Lupa Matikan Kompor saat Masak Air, Satu Rumah di Gunung Terang Ludes Terbakar

Rakehan Sakti atau Umpu Kesaktian, raja kedua Kerajaan Tulang Bawang menggantikan Maulano Jadi. Dalam riwayatnya, Rakehan Sakti menikah dengan Dayang Metika gelar Bidadari Angsa, anak bai Umpu Kuasa Buay Semenguk gelar Ratu Pesagi Nyerupa. Dari perkawinan ini, lahir seorang anak laki-laki dan seorang perempuan. Nama kedua anaknya Junjungan Sakti dan Putri Bulan.

Poyang Junjungan Sakti kemudian menurunkan Naga Berisang. Sementara, Putri Indra Bulan menurunkan Putri Bulan Bara, yang kelak menikah dengan Empu Rakihan gelar Ratu Di Belalau/Umpu Belunguh atau Umpu Ngegalang Paksi nenek moyang Skala Brak. Puyang Naga Berisang nama kecilnya Mandala Bulan.

Dalam kisahnya, Naga Berisang menikah dengan Putri Dayang Metika menurunkan Putri Indera Bulan gelar Putri Indrawati. Dalam kisah itu, Putri Indera Bulan menikah dengan Raja Sangara gelar Kun Tunggal anak Raja Dewata Siliwangi.

Riwayat lain menyebutkan, Puyang Naga Berisang diperkirakan berasal dari Tiongkok Selatan. Bisa jadi, riwayat ini merunut dari asal- usul keluarganya. Setelah dia menikah dengan putri dari Rumpun Seminung, keturunannya menyebar ke daerah Way Kanan, Tulang Bawang dan Komering (Sumatera Selatan). Diperkirakan, puyang ini datang ke daerah Rumpun Seminung abad ke 14 Masehi.

Dari pernikahan Empu Rakihan gelar Ratu Di Belalau/Umpu Belunguh/Umpu Ngegalang Paksi dengan Putri Bulan Bara jurai dari Putri Indera Bulan menurunkan Buay Menyata dan Buay Turgak. Dalam perjanjian, Buay Menyata dan Buay Turgak tidak ikut klan Empu Rakihan gelar Ratu Di Belalau/Umpu Belunguh atau Umpu Ngegalang Paksi, tetapi ikut klan ibunya jurai Putri Indera Bulan.

Kemudian, Empu Rakihan kawin dengan Putri Sindi anak dari Putri Sekeghumong. Mereka menetap di Ranji Pasai dekat Kenali. Dari perkawinannya lahir Empu Belunguh, Empu Nyerupa, Empu Pernong dan Empu Bejalan Di Way. Tetapi, menurut keterangan lainnya, Empu Pernong dan Empu Bejalan Di Way berasal dari Dharmas Raya. Keempat empu ini cikal bakal Paksi Pak Skala Brak.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

Terkini