SuaraLampung.id - Juwandi (26) tak pernah menyangka kelahiran anak pertamanya pada 14 Januari 2025 lalu justru diwarnai kepiluan. Sang istri harus mengembuskan napas terakhirnya setelah berjuang keras saat proses persalinan.
"Meskipun peristiwa itu sudah 14 hari berlalu, namun masih terngiang dalam pikiran saya, rasanya seperti tidak percaya. Sebelum melahirkan, istri saya dalam kondisi sehat," ujar Juwandi sambil menunjukkan foto istri di ponsel saat ditemui di kediamannya di Desa Rajabasa Lama Induk, Kecamatan Labuhanratu, Kabupaten Lampung Timur, Sabtu (1/2/2025).
Juwandi menceritakan, pada Senin (13/1/2025) pagi, ia mengantar istrinya ke klinik bidan Ret di Desa Rajabasa Lama Satu, Kecamatan Labuhanratu, untuk melahirkan.
Setibanya di sana dan setelah diperiksa, bidan mengatakan bahwa persalinan belum waktunya. Akhirnya, Juwandi memutuskan untuk membawa pulang kembali istrinya.
Baca Juga:Ledakan Guncang Lampung Timur, 1 Nelayan Tewas
"Kata Bu bidan baru bukaan 1 belum waktunya melahirkan. Lalu istri saya, saya ajak pulang lagi ke rumah"kata Juwandi.
Pukul 14.20, Juwandi kembali mengantar istrinya ke klinik tersebut. Namun, Bidan Ret kembali mengatakan bahwa persalinan belum waktunya.
Bidan Ret lalu meminjamkan bola untuk digunakan saat senam ringan dengan tujuan memudahkan proses persalinan.
Setelah tengah malam, rasa sakit yang dialami oleh Putri Afriza, istri Juwandi, semakin menjadi. Juwandi berpikir sudah saatnya untuk melahirkan anak pertama mereka. Saat itu juga Juwandi bersama istrinya pergi lagi ke klinik bidan Ret.
"Sampai sana bu bidan dan dua anak buahnya melakukan proses persalinan. Selain diberi infus juga disuntik, saat itu sekitar pukul 03.00," kata Juwandi.
Baca Juga:Dramatis! Detik-detik Pekerja Toko di Lampung Timur Selamat dari Kobaran Api
Setelah istrinya melahirkan anak pertama mereka yang berjenis kelamin perempuan, Juwandi sangat bahagia. Namun, Putri mengeluh pandangannya menjadi gelap dan terasa berkunang-kunang.
"Saya sempat tanya dengan Bu bidan ada apa dengan istri saya. Bu bidan bilang dah ayok ayok ke rumah sakit saja," cerita Juwandi.
Sekitar pukul 03.30, Juwandi bersama istrinya dan Bidan Ret bergegas menuju Rumah Sakit Umum Sukadana, Setelah 30 menit perjalanan, mereka tiba di Unit Gawat Darurat (UGD) RS Sukadana. Hanya beberapa menit setelah tindakan medis, istrinya dinyatakan meninggal dunia.
Kebahagiaan yang baru dirasakan Juwandi setelah kelahiran anak pertamanya berubah menjadi duka mendalam. Kepergian istrinya untuk selamanya membuat tubuh pria 26 tahun itu lemas dan tak berdaya.
"Saat itu saya benar-benar tidak sanggup melihat kondisi istri yang tadinya sehat seperti tidak apa apa lalu pergi untuk selamanya,"ujar dia.
Juwandi sempat mengikhlaskan peristiwa pahit tersebut, namun setelah mendengar informasi tentang seorang ibu yang melahirkan di klinik bidan Ret dan bayinya meninggal dunia, Juwandi mulai merasa ada yang janggal dengan praktik persalinan di klinik tersebut.
"Saya berharap pihak terkait melakukan investigasi terhadap klinik Bu Ret saya khawatir penanganannya tidak profesional jika memang dugaan saya benar mohon jangan diberikan izin praktik saya khawatir ada korban lagi," ucap Juwandi.
Saat dikonfirmasi di kediamannya, Bidan Ret enggan memberikan tanggapan terkait peristiwa meninggalnya pasien persalinan bernama Putri Afriza, serta sidak yang dilakukan oleh DPRD dan Dinas Kesehatan di kliniknya.
Ia menyerahkan seluruh hasil keputusan dan kajian terkait klinik yang telah dikelolanya selama 19 tahun tersebut kepada pihak Dinas Kesehatan.
“Kami serahkan semua hasilnya kepada Dinas Kesehatan saja. Terkait hal lainnya, maaf kami tidak bisa memberikan penjelasan,” ujar Bidan Ret, Sabtu (1/2/2025).
Bidan Ret mengakui bahwa saat ini kliniknya tidak lagi memberikan layanan persalinan, melainkan hanya menyediakan pelayanan pemeriksaan kesehatan umum.
Sementara itu, Ketua Ikatan Bidan Indonesia (IBI) Kabupaten Lampung Timur, Yuni, saat dimintai keterangan, mengatakan bahwa pada Senin (3/2/2025), pihaknya akan mengadakan rapat dengan Dinas Kesehatan untuk membahas persoalan yang melibatkan Bidan Ret.
"Kami belum bisa memberikan pernyataan yang spesifik karena pada Senin besok masih akan dirapatkan dengan Dinas Kesehatan mengenai hasil sidak yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan dan anggota DPRD Komisi IV," kata Yuni singkat.
Kontributor : Agus Susanto