7 Nyawa Melayang Diserang Harimau Sumatera di Lampung, Apa Solusinya?

pihaknya sedang mencari solusi terbaik untuk menghentikan konflik manusia vs satwa liar.

Wakos Reza Gautama
Sabtu, 16 Agustus 2025 | 17:50 WIB
7 Nyawa Melayang Diserang Harimau Sumatera di Lampung, Apa Solusinya?
Sebanyak 7 nyawa melayang diserang harimau sumatera di Lampung selama 2024-2025. [Dok. Andri Mardiansyah]

SuaraLampung.id - Dinas Kehutanan (Dishut) Lampung mengimbau masyarakat tidak melakukan aktivitas di dalam kawasan hutan guna menghindari interaksi negatif dengan satwa liar.

Kepala Dishut Provinsi Lampung Yanyan Ruchyansyah mengatakan pihaknya sedang mencari solusi terbaik untuk menghentikan konflik manusia vs satwa liar.

"Sebenarnya upaya paling efektif adalah para petani yang menggarap kawasan itu agar tidak melakukan aktivitas di dalam hutan terutama kalau sendirian," ujar Yanyan Ruchyansyah, Sabtu (16/8/2025).

Ia mengatakan hal itu untuk menghindari adanya korban akibat interaksi negatif antara satwa liar berupa harimau dengan manusia di dalam kawasan hutan konservasi.

Baca Juga:Alasan Pemprov Lampung tak Gelar Upacara Bendera 17 Agustus di Kota Baru

"Lebih baik tidak beraktivitas di dalam kawasan sampai nanti kita lakukan aksi selanjutnya untuk menangani ini. Sebab kehidupan satwa liar dan manusia sama-sama penting untuk tetap dijaga," katanya.

Yanyan menjelaskan, untuk tindak lanjut permasalahan perambahan hutan konservasi di kawasan Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS), saat ini berbagai pihak masih melakukan diskusi serta koordinasi lebih lanjut.

"Kami membutuhkan diskusi serta koordinasi lebih intens karena ini melibatkan berbagai sektor. Saat ini masih melakukan inventarisasi perambah di kawasan TNBBS," ucap dia.

Yanyan mengatakan, inventarisasi perambah tersebut dilakukan dengan membedakan antara perambah lokal dan luar daerah, kemudian ada pula klasifikasi khusus lainnya untuk memastikan langkah lebih lanjut dalam menangani para perambah hutan.

"Penanganan ataupun langkah selanjutnya ini memang perlu perencanaan secara detail dan berhati-hati. Sebab keberlangsungan hidup satwa liar yang populasinya semakin berkurang penting, dan di sisi lain kehidupan manusia juga penting sehingga akan dicari solusi yang tidak mengganggu kehidupan keduanya," tambahnya.

Baca Juga:Mantan Bupati Lampung Timur Segera Disidang Korupsi Gerbang Rumah Jabatan

Berdasarkan data Dinas Kehutanan Provinsi Lampung, sepanjang 2024-2025 di TNBBS tercatat delapan insiden interaksi negatif antara harimau sumatera dengan masyarakat yang mengakibatkan tujuh korban jiwa.

Sementara di Kabupaten Lampung Timur pada Juni 2025 interaksi negatif satwa berupa sekelompok gajah memasuki area perkebunan di perbatasan Desa Braja Asri dan Braja Sakti, mengakibatkan kerugian materi yang besar.

Dan berdasarkan catatan sepuluh tahun terakhir, interaksi negatif manusia dengan gajah di Way Kambas rata-rata terjadi 185 kali per tahun di 13 desa terdampak, sedangkan di Bukit Barisan Selatan tercatat rata-rata 53 kejadian per tahun di 12 desa.

Untuk interaksi negatif manusia harimau, tercatat rata-rata 22 kejadian per tahun di 14 desa, dengan dampak kehilangan ternak sebanyak 192 ekor serta korban jiwa. (ANTARA)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

Terkini