SuaraLampung.id - Jenderal TNI Agus Subiyanto resmi dilantik menjadi Panglima TNI oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada Rabu (22/11/2023) pagi.
Pelantikan sebagai Panglima TNI ini terjadi ketika Jenderal Agus Subiyanto belum sebulan penuh menjadi Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD).
Dilihat dari perjalanan hidupnya yang dituangkan dalam buku yang ia tulis sendiri dengan judul "Believe", tidak mudah bagi Agus Subiyanto untuk bisa meraih posisi seperti saat ini.
1. Ditinggal Ibu Kandung
Baca Juga:Anggota TNI Terlibat Mutilasi di Papua, Jenderal Andika Perkasa Minta Dihukum Seumur Hidup
Agus Subiyanto dibesarkan dari keluarga broken home. Ibu kandungnya pergi meninggalkan Agus Subiyanto ketika ia masih berusia 5 tahun.
Agus sendiri tak tahu mengapa wanita yang melahirkannya itu tega meninggalkan dirinya dan keluarga begitu saja tanpa penjelasan.
Tinggalah Agus dan lima saudaranya bersama sang ayah Deddy Unadi yang merupakan prajurit TNI berpangkat sersan.
Di tahun 1984, Agus harus kehilangan sang ayah untuk selama-lamanya. Ayahnya meninggal dunia karena kecelakaan. Motor yang dikendarainya ditabrak mobil boks.
2. Dihajar Polisi Militer
Baca Juga:Kebiasaan Jokowi, Kirim Surpres Calon Panglima TNI ke DPR di Akhir Waktu
Setamat SMA pada tahun 1986, Agus Subiyanto sempat menganggur. Kerjaannya ketika itu hanyalah nonkrong bareng teman-teman.
Pada suatu hari, ia dan dua temannya naik motor bonceng tiga tanpa mengenaka helm. Sampai di pertigaan Leuwigajah, Baros, mereka bertemu petugas Polisi Militer (PM).
Melihat tiga remaja bonceng tiga tanpa helm membuat anggota PM ini menghentikan motor Agus dkk. Mereka lalu dibawa ke kantor Denpom Cimahi.
Di sana, Agus dan teman-temannya mengalami kekerasan. Mereka dipukuli dan ditendang oleh prajurit rendahan berpangkat kopral itu.
Agus tak menundukkan wajah. Ia terus menatap lelaki berseragam itu.
“Lihat saja nanti kalau aku jadi tentara,” begitu gumam Agus di dalam benaknya.
Kejadian inilah yang merombak jalan hidup Agus. Cita-citanya masuk tentara yang sempat padam karena sang ayah wafat, kembali bergejolak.
3. Gagal Jadi Bintara
Sepulang dari kantor Denpom itu, Agus membulatkan tekad mendaftar sebagai tentara. Awalnya Agus mendaftar sebagai Secaba.
Ia mampu melewati berbagai tes hingga ke pantukhir. Sayang di tes pantukhir, Agus Subiyanto gagal.
Di tahun 1988, Agus Subiyanto nekat mendaftar Akmil. Ia menjalani tahap demi tahap seleksi calon taruna. Nasib kali ini berpihak padanya.
Agus dinyatakan lulus sebagai peringkat kedua se Jawa Barat. Tiga tahun Agus ditempa di kawah candradimuka Magelang. Tahun 1991, Agus Subiyanto lulus dari Akmil.
Siapa sangka orang yang pernah gagal menjadi bintara ini kini malah menjadi orang nomor satu di TNI. Itulah nasib tak ada yang tahu.