FMCG Insights Kritik Akademisi yang Anggap Enteng Bahaya Air Galon: Jangan Mengekor Industri

sejumlah akademisi terkesan menganggap enteng efek paparan sinar matahari pada galon guna ulang.

Wakos Reza Gautama
Rabu, 06 April 2022 | 03:15 WIB
FMCG Insights Kritik Akademisi yang Anggap Enteng Bahaya Air Galon: Jangan Mengekor Industri
Ilustrasi galon. FMCG Insights Muhammad Hasan mendesak kalangan akademisi tidak mengekor sikap industri air kemasan yang meremehkan potensi bahaya Bisfenol A atau BPA sebagai bahan kimia yang bisa memicu kanker dan kemandulan pada galon keras polikarbonat. [Elements Envanto]

SuaraLampung.id - Koordinator riset dan teknologi FMCG Insights Muhammad Hasan mendesak kalangan akademisi untuk lebih kritis dan tidak mengekor sikap industri air kemasan yang meremehkan potensi bahaya Bisfenol A atau BPA sebagai bahan kimia yang bisa memicu kanker dan kemandulan pada galon keras polikarbonat.

"Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) secara terbuka dan berulang kali menekankan perlunya mengantisipasi dampak peredaran luas galon polikarbonat yang mengandung BPA pada kesehatan masyarakat di masa datang, tapi ironisnya sebagian akademisi masih menganggapnya sebagai hal biasa dan malah membawa-bawa analogi yang rancu," kata Hasan melalui pernyataan tertulis yang diterima di Jakarta, Selasa malam.

Dia merespon pernyataan terbaru sejumlah akademisi di media massa yang terkesan menganggap enteng efek paparan sinar matahari pada galon guna ulang.

"Ini sangat kita sayangkan. Apalagi sebagian akademisi sampai membawa-bawa permisalan efek paparan sinar matahari pada kursi plastik," katanya.

Baca Juga:Sebanyak 99% Penduduk Dunia Menghirup Udara Berkualitas Buruk, Kenali Risikonya pada Paru-Paru dan Jantung

Menurut Hasan analogi tersebut adalah bentuk sofistikasi masalah yang justru menutup celah bagi publik untuk memahami risiko BPA secara utuh.

"Pengandaian itu mengecoh dan memberi angin pada industri yang sedari awal menentang inisiatif BPOM terkait pengendalian dampak BPA. Faktanya, efek paparan sinar matahari pada kursi plastik bisa jelas terlihat mata, sementara peluluhan BPA hanya bisa dikenali dari uji laboratorium," ujarnya.

Ia mengatakan kursi plastik bukanlah bahan kontak pangan sehingga produksinya tidak menuntut standar mutu dan keamanan yang tinggi, seperti dalam produksi galon polikarbonat untuk air kemasan.

Hasan juga mengkritisi akademisi yang ingin menyudahi wacana pelabelan risiko BPA dengan dalih untuk meredam kegaduhan masyarakat.

“Jauh lebih bijak bila akademisi menggelar riset membantu BPOM,” katanya.

Baca Juga:Makan Buah Jeruk Bisa Bantu Cegah Pertumbuhan Kanker, Ini Sebabnya!

Dia mencontohkan minimnya riset terkait level peluluhan BPA pada galon guna ulang yang usianya sudah di atas lima tahun namun masih beredar di pasar, atau keamanan galon yang pengangkutannya menggunakan truk terbuka, atau mutu galon yang kerap dicuci dan disikat berulang.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini