SuaraLampung.id - Pola tanam intercropping atau tumpang sari tanaman kopi dan lada menjadi upaya meningkatkan produktivitas komoditas tersebut di Provinsi Lampung.
Gubernur Lampung Arinal Djunaidi mengatakan salah satu lahan pertanian yang tengah dikembangkan menggunakan pola tumpang sari atau intercropping tersebut ada di Pekon Sinar Jaya Kabupaten Lampung Barat.
"Komoditas kopi dan lada merupakan komoditas unggulan Provinsi Lampung, dengan inovasi ini jadi upaya meningkatkan kembali. Dan diharapkan dapat memaksimalkan produksi dan produktivitas kebun. Sehingga dapat menambah pendapatan petani," katanya.
Arinal menjelaskan jenis tanaman lada yang digunakan untuk tumpang sari dengan kopi tersebut menggunakan bibit lada sambung Melada dengan varietas lokal yaitu lada Natar I yang dikembangkan oleh Universitas Lampung.
"Bibit lada ini punya keunggulan tahan terhadap penyakit phytophthora atau penyakit busuk pangkal batang yang menjadi masalah utama budidaya lada, harapannya ini bisa meningkat produktivitas," ucap dia.
Menurut Arinal, saat ini umur lada sambung yang telah dikembangkan di Kabupaten Lampung Barat kurang lebih berumur satu tahun dan dapat mulai dipanen saat berumur dua tahun.
Selain lada, Lampung juga merupakan sentra penghasil kopi terbesar kedua di Indonesia. Berdasarkan data statistik perkebunan Provinsi Lampung 2022 perkebunan kopi Lampung memiliki luas sebesar 155.165 hektare dan memiliki kapasitas produksi mencapai 113.739 ton yang seluruhnya dikelola rakyat.
"Untuk ekspor kopi robusta di 2022 sebesar 283.814 ton dengan nilai 536 juta dolar Amerika Serikat," ujar Arinal.
Ia melanjutkan di Provinsi Lampung ada tiga kabupaten terbesar penghasil kopi, dan yang terbesar ada di Kabupaten Lampung Barat dengan jumlah produksi mencapai 55.080 ton.
Baca Juga: Pilkada Lampung Utara 2024: Ardian Saputra Dapat Restu Budi Utomo, Hamartoni Cari Pendamping
"Selain menggunakan pola tanam tumpang sari lada dan kopi, ada beberapa program utama pembangunan sub sektor perkebunan dengan sasaran peningkatan kesejahteraan masyarakat, antara lain penggunaan kartu tani serta revitalisasi lada," tambahnya.
Kemudian, ada juga upaya dalam meningkatkan daya saing kopi, kakao dan komoditas unggul lainnya. Serta mencegah dan memberantas peredaran pupuk palsu.
"Semoga pembangunan sub sektor perkebunan di Provinsi Lampung dapat terus meningkat, baik produksi dan produktivitasnya. Sehingga dapat meningkatkan pendapatan petani dan peningkatan nilai ekspor," kata Arinal. (ANTARA)
Berita Terkait
-
Pilkada Lampung Utara 2024: Ardian Saputra Dapat Restu Budi Utomo, Hamartoni Cari Pendamping
-
4 Orang Jadi Tersangka Korupsi Bendungan Margatiga, Ini Orang-orangnya
-
Ketua DPRD Lampung Tengah Incar 2 Posisi di Pilkada 2024
-
Pengelola Wisata di Area Kawah Nirwana Suoh Diminta Tutup Sementara
-
Sempat Berhenti, Stockpile Batu Bara di Way Lunik Sudah Kembali Beroperasi
Terpopuler
- Pencabutan Artikel 'Ahmad Sahroni Minta Maaf...'
- Eko Patrio dan Uya Kuya Resmi Mundur dari Anggota DPR RI
- Belum 1 Detik Calvin Verdonk Main, Lille Mendadak Berubah Jadi Klub Pembantai di Liga Prancis
- Astrid Kuya Bela Uya Kuya: Semua Isi Rumah Dimiliki Sejak Sebelum Jadi DPR
- Garasi Mobil Rahasia Ditemukan Massa, 8 Mobil Mewah Ahmad Sahroni Hancur Kena Amuk
Pilihan
-
Heboh 'Ojol Taruna' Temui Gibran, GoTo Bongkar Identitas Aslinya
-
Sri Mulyani Bebaskan PPN untuk Pembelian Kuda Kavaleri, Termasuk Sikat Kuku dan Kantong Kotorannya
-
Diplomat Indonesia Tewas Ditembak di Peru! Ini Profil dan Jejak Karier Zetro Leonardo Purba
-
Polemik Gas Air Mata di UNISBA dan UNPAS Bandung, Rektor dan Polisi Beri Klarifikasi
-
Polemik Penangkapan Direktur Lokataru Delpedro Marhaen, Aktivis Nilai Bentuk Kriminalisasi
Terkini
-
5 Petinggi HIPMI Lampung Direhabilitasi Usai Pesta Narkoba, BNN Ungkap Alasannya
-
Detik-Detik Penyelamatan Nenek Samiyem: Hilang Dua Hari, Ditemukan Hidup di Dasar Sumur 18 Meter!
-
MBG Jadi Petaka: Ratusan Siswa di Bandar Lampung Keracunan, E. Coli Mengintai!
-
UMKM Pecel Ndoweh Kota Batu Sukses Buktikan Bisa Naik Kelas Berkat Dukungan Penuh BRI
-
Deflasi di Lampung, BI: Biaya Pendidikan Turun, Harga Bahan Pangan Stabil