Scroll untuk membaca artikel
Wakos Reza Gautama
Jum'at, 31 Mei 2024 | 16:57 WIB
Ilustrasi tanaman kopi. Pola tanam tumpang sari bisa meningkatkan produktivitas kopi dan lada di Lampung. [Pexels]

SuaraLampung.id - Pola tanam intercropping atau tumpang sari tanaman kopi dan lada menjadi upaya meningkatkan produktivitas komoditas tersebut di Provinsi Lampung.

Gubernur Lampung Arinal Djunaidi mengatakan salah satu lahan pertanian yang tengah dikembangkan menggunakan pola tumpang sari atau intercropping tersebut ada di Pekon Sinar Jaya Kabupaten Lampung Barat.

"Komoditas kopi dan lada merupakan komoditas unggulan Provinsi Lampung, dengan inovasi ini jadi upaya meningkatkan kembali. Dan diharapkan dapat memaksimalkan produksi dan produktivitas kebun. Sehingga dapat menambah pendapatan petani," katanya.

Arinal menjelaskan jenis tanaman lada yang digunakan untuk tumpang sari dengan kopi tersebut menggunakan bibit lada sambung Melada dengan varietas lokal yaitu lada Natar I yang dikembangkan oleh Universitas Lampung.

Baca Juga: Pilkada Lampung Utara 2024: Ardian Saputra Dapat Restu Budi Utomo, Hamartoni Cari Pendamping

"Bibit lada ini punya keunggulan tahan terhadap penyakit phytophthora atau penyakit busuk pangkal batang yang menjadi masalah utama budidaya lada, harapannya ini bisa meningkat produktivitas," ucap dia.

Menurut Arinal, saat ini umur lada sambung yang telah dikembangkan di Kabupaten Lampung Barat kurang lebih berumur satu tahun dan dapat mulai dipanen saat berumur dua tahun.

Selain lada, Lampung juga merupakan sentra penghasil kopi terbesar kedua di Indonesia. Berdasarkan data statistik perkebunan Provinsi Lampung 2022 perkebunan kopi Lampung memiliki luas sebesar 155.165 hektare dan memiliki kapasitas produksi mencapai 113.739 ton yang seluruhnya dikelola rakyat.

"Untuk ekspor kopi robusta di 2022 sebesar 283.814 ton dengan nilai 536 juta dolar Amerika Serikat," ujar Arinal.

Ia melanjutkan di Provinsi Lampung ada tiga kabupaten terbesar penghasil kopi, dan yang terbesar ada di Kabupaten Lampung Barat dengan jumlah produksi mencapai 55.080 ton.

Baca Juga: 4 Orang Jadi Tersangka Korupsi Bendungan Margatiga, Ini Orang-orangnya

"Selain menggunakan pola tanam tumpang sari lada dan kopi, ada beberapa program utama pembangunan sub sektor perkebunan dengan sasaran peningkatan kesejahteraan masyarakat, antara lain penggunaan kartu tani serta revitalisasi lada," tambahnya.

Kemudian, ada juga upaya dalam meningkatkan daya saing kopi, kakao dan komoditas unggul lainnya. Serta mencegah dan memberantas peredaran pupuk palsu.

"Semoga pembangunan sub sektor perkebunan di Provinsi Lampung dapat terus meningkat, baik produksi dan produktivitasnya. Sehingga dapat meningkatkan pendapatan petani dan peningkatan nilai ekspor," kata Arinal. (ANTARA)

Load More