“Lahan yang mereka garap ini digunakan jangka panjang, bahkan bisa diwariskan kepada anak-anak mereka. Maka penting untuk menerapkan pola bertani yang berkelanjutan, agar tanah dan hutan tetap terjaga,” lanjutnya.
Selain edukasi pertanian, YIARI juga menyalurkan bantuan berupa beberapa ekor kambing kepada kelompok tani. Kotoran kambing tersebut digunakan sebagai bahan baku utama pembuatan pupuk organik.
YIARI juga mulai mendorong pembibitan dan penanaman tanaman akar tunjang di lahan petani.
Meski saat ini baru percobaan dalam program penanaman akar tunjang tapi Aji optimis kedepan akan maksimal.
Baca Juga:Warga Lampung Wajib Tahu! Masuk SMA/SMK Kini Pakai SPMB, Ini 4 Jalur Pendaftarannya
“Kami tidak bisa memaksa secara langsung. Pendekatan kami bersifat bertahap, karena petani butuh waktu untuk menyesuaikan diri dengan tanaman jenis baru,” jelas Aji.
Saat ini, tanaman akar tunjang yang ditanam di Resort Way Wayak telah mendekati angka 10 ribu pohon.
Dalam waktu dekat, YIARI akan melakukan pemantauan untuk mengetahui tingkat keberhasilan dan perkembangan tanaman tersebut.
“Target utama kami adalah memastikan hutan tetap lestari, satwa terlindungi, dan petani tetap bisa bertani secara berkelanjutan di kawasan Register 22,” tegas Aji Mandala Putra.
Kepala UPTD Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) Batu Tegi, Zelli Noorochim, mengungkapkan bahwa kondisi tersebut erat kaitannya dengan kerusakan hutan di bagian hulu.
Baca Juga:Lampung Jadi Lumbung PMI: Target Kirim 30 Ribu Pekerja Per Tahun, Ini Strategi Pemerintah
"Hutan tutupan di wilayah atas, terutama di Resort Way Sekampung, perlu pemulihan. Saat hujan turun, air membawa material tanah karena vegetasi penyangga sudah rusak," ujarnya, Rabu (14/5/2025).