Safari Malam di Way Kambas: Bertemu Satwa Liar di Bawah Sinar Bulan, Segini Tarifnya

Konsep wisata minat khusus ini dikelola oleh desa penyangga yang ada di sekitar TNWK

Wakos Reza Gautama
Jum'at, 21 Februari 2025 | 14:41 WIB
Safari Malam di Way Kambas: Bertemu Satwa Liar di Bawah Sinar Bulan, Segini Tarifnya
Safari malam di Taman Nasional Way Kambas (TNWK). [ANTARA]

SuaraLampung.id - Taman Nasional Way Kambas (TNWK) kini memiliki konsep wisata minat khusus yang terbagi menjadi berbagai paket wisata.

Konsep wisata minat khusus ini dikelola oleh desa penyangga yang ada di sekitar taman nasional tersebut di Kabupaten Lampung Timur.

Di antara paket wisata itu adalah susur Sungai Way Bungur. Pengunjung dapat merasakan kehidupan serta budaya di desa penyangga, pengamatan burung, melihat kehidupan gajah liar, melakukan restorasi hutan.

Adapula jenis paket ekowisata safari tengah malam. Untuk menikmatinya wisatawan cukup membayar Rp500 ribu per orang ditambah dengan PNBP bagi wisatawan domestik Rp20 ribu per orang, sedangkan untuk wisatawan mancanegara Rp200 ribu per orang.

Baca Juga:Ngamuk! Gajah Liar Obrak-abrik Kantor Polhut Taman Nasional Way Kambas

Dalam paket ini wisatawan diminta untuk menjelajahi wilayah Taman Nasional Way Kambas di tengah malam yang gelap dan hanya mengandalkan sinar bulan serta senter tangan sebagai penerang jalan.

Selama safari malam banyak hal disuguhkan oleh alam untuk dinikmati wisatawan, seperti perjalanan menggunakan mobil safari tanpa cap, bertemu seekor rusa dengan mata berbinar tersorot lampu senter menyapa di balik semak-semak, dan bila beruntung macan akar pun dapat disapa.

Atraksi lainnya, satwa nokturnal pun dapat ditemui di sepanjang jalan. Burung-burung tertidur di sarangnya di balik dahan pohon.

Wiyoko, warga Desa Braja Harjosari, adalah salah satu pemandu tur di konsep wisata minat khusus ini. Dia membantu wisatawan mencari satwa di tengah kegelapan malam. Ia menjelaskan jenis satwa dengan rinci, dan memanggil satwa-satwa nokturnal.

Wiyoko bersama para pemandu tur lainnya sebenarnya bukanlah seorang ahli satwa yang menimba ilmu khusus di sebuah institusi pendidikan formal.

Baca Juga:Kabar Gembira! 3 Badak Sumatera di Way Kambas Diprediksi Hamil Tahun Ini

Mereka merupakan warga desa penyangga yang dilatih, diberi kesempatan dan diberdayakan oleh jajaran Taman Nasional Way Kambas untuk ikut serta melestarikan satwa di sana melalui pengelolaan ekowisata berbasis potensi di desa masing-masing.

Wisata minat khusus yang baru dimulai pada 2024 itu ternyata menjadi berkah bagi masyarakat desa penyangga. Dengan terjaganya alam dan satwa oleh warga setempat, dapat menghidupi mereka dan membuatnya lebih sejahtera.

I Wayan Tony Chandra salah seorang pegiat wisata yang juga pemandu tur dari Ecolodge Indonesia menceritakan bahwa sejak wisata minat khusus di taman nasional di ujung Selatan Pulau Sumatera dibuka pada 2024, dia sudah menerima kunjungan 60 orang wisatawan domestik serta 92 orang wisatawan mancanegara.

Wisata minat khusus ini memiliki ketentuan kuota. Bila kuota trip telah terpenuhi maka untuk sementara waktu bagian trip yang penuh tersebut tidak menerima wisatawan.

Hal ini dilakukan untuk tetap memberi waktu serta ruang kepada satwa serta lingkungan agar tetap terjaga. Satwa yang ada di Way Kambas telah terbiasa menyambut tamu-tamu yang singgah dan bertamu di rumah mereka.

Untuk menjaga keselamatan wisatawan dalam perjalanan wisata minat khusus, dalam satu kelompok perjalanan yang berisi empat sampai lima orang, harus didampingi oleh seorang polisi hutan (polhut). Jika ada delapan orang dalam satu kelompok maka harus ada pendampingan dari dua polisi hutan.

Para wisatawan tidak diperbolehkan menyusuri kawasan taman nasional dengan berjalan kaki, tapi harus naik mobil safari jenis jeep. Tujuannya, untuk menjaga keselamatan wisatawan dari berbagai hal yang tidak diinginkan. (ANTARA)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini