SuaraLampung.id - Pemerintah Kota (Pemkot) Metro berencana melakukan penukaran aset tanah milik pemerintah dengan pihak swasta untuk menanggulangi banjir yang terjadi di wilayah Kelurahan Hadimulyo Barat, Kecamatan Metro Pusat.
Pemkot Metro telah melakukan peninjauan lokasi aset tanah seluas 3.692 meter persegi yang berada di Kelurahan Yosomulyo. Tanah itu nantinya akan ditukar guling oleh tanah milik swasta di wilayah pemukiman di Hadimulyo Barat.
Wali Kota Metro Wahdi Siradjuddin mengatakan, tanah hasil tukar guling tersebut bakal dibangun embung atau bangunan pengendalian banjir.
"Ini salah satu upaya kita untuk mengatasi banjir yang kerap terjadi di Hadimulyo Barat. Ini juga sebagai upayakan bagaimana lahan itu tidak dibangun bangunan, tapi diupayakan untuk menjadi kolam retensi. Kita lihat ada lahan kita yang bisa kita tukar guling untuk menyelamatkan masyarakat di sana," kata dia, Selasa (13/2/2024).
Baca Juga:Pelayanan Buruk RSUD Ahmad Yani: Pasien BPJS Ditolak, Ombudsman Diminta Turun Tangan
Menurutnya, dengan dilakukan observasi yang rencananya dibangun menjadi embung tersebut akan dibuat sistem drainase terintegrasi.
"Sungai besar kita itu ada dua yaitu Sungai Batanghari dan Sungai Bunut. Salah satu juga adalah embung itu, kolam-kolam retensi itu yang harus kita lakukan," ujarnya.
Wahdi menjelaskan, wacana barter aset tanah itu telah direncanakan sejak tahun 2023. Pihaknya juga telah melakukan peninjauan ke lokasi tanah yang bakal ditukar guling.
"Ya, ke depan kami akan tinjau. Ini kan baru peninjauan dulu, nanti baru dilihat asas manfaatnya. Sudah, sudah dicek sejak setahun lalu. Lokasinya di Hadimulyo Barat, luasannya beda dan besar di sana. Makanya nanti kita lihatlah ya, kan nanti ada konsultan appraisal. Tanah itu milik satu organisasi swasta, ya kelembagaan masyarakatlah,” kata dia.
Meskipun begitu, Wahdi belum dapat memastikan pemilik tanah di Hadimulyo Barat bersedia ditukar dengan aset Pemkot Metro di Yosomulyo.
Baca Juga:RSUD Ahmad Yani Metro Akui Pegawainya Teledor Menolak Pasien Anak Sesak Napas
“Belum tentu, baru wacana ya. Saya kira kalau untuk kemanfaatan siapa pun masyarakat akan memberikan perannya dalam pembangunan. Paling tidak kalau itu tidak dibangun bangunan, maka sudah mengurangi banjir, karena sudah rendah posisinya. Posisi lahan itu sudah di samping DAS dua, jadi enak kita membentuknya," katanya. (ANTARA)