"Nantinya tidak ada sewa tenant, yang ada adalah share profit, sebagian akan masuk ke Pemkot sebagai pajak restoran dan sebagian untuk pengelolaan," jelasnya.
Pihaknya juga terus berkoordinasi baik dengan Tim Ahli Cagar Budaya dan berbagai OPD dalam rangka mempersiapkan ruang kreatif ini.
Sejumlah penambahan fasilitas seperti lapangan basket ruang makan bersama, selasar, hingga mural juga dikerjakan secara swadaya oleh warga.
Hal ini menurutnya diharapkan akan mendorong hadirnya cagar budaya sebagai ruang publik yang inklusif bagi warganya.
Baca Juga:Perusakan Pos Satpol PP Taman Merdeka Metro Terungkap, Ternyata Ini Pelakunya
"Insyaallah, doakan saja mudah-mudahan tidak lama lagi, kemungkinan di awal atau minggu pertama bulan Februari mulai berjalan," ujar Rian.
Terpisah Siti Rogayati Seprita dari Tim Ahli Cagar Budaya (TACB) Kota Metro mengapresiasi peran serta masyarakat dalam pelestarian dan pemanfaatan cagar-cagar budaya yang ada di Kota Metro.
Menurutnya hal ini dapat menjadi salah satu model pemanfaatan cagar budaya yang membawa dampak bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat sebagaimana diamanatkan undang-undang cagar budaya.
"Rasanya ini akan jadi yang pertama di Lampung dimana bangunan cagar budaya dimanfaatkan sebagai ruang kreatif oleh warga," pungkasnya.
Baca Juga:Jual Ganja dan Sabu dengan Cara COD, 3 Pemuda di Metro Ditangkap Lagi Giting