SuaraLampung.id - Kelangkaan Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis solar yang terjadi sejak tiga bulan lalu di Kabupaten Lampung Timur belum juga teratasi.
Hingga kini para konsumen harus rela mengantre berjam-jam di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di Lampung Timur.
Seperti yang terlihat di SPBU 24.341.118 Bandar Sribhawono. Puluhan mobil tampak mengantre solar. Eko, sopir mobil pembawa sayuran, mengaku sudah satu jam antre di SPBU tersebut.
"Saya sengaja berangkat jam 1 siang soalnya kalau pagi antrean panjang. Tapi resiko siang bisa juga tidak kebagian solar," kata Eko.
Baca Juga:Sekolah MI NU Maarif di Lampung Timur Kebakaran, Pihak Yayasan Endus Kejanggalan
Pengakuan dia, di pagi hari antrean kendaraan bisa sampai 500 meter, namun kalau siang sudah semakin berkurang.
Menurut Eko antre solar berjam-jam ini sudah terjadi 3 bulan terakhir. Bahkan kata Eko, antrean panjang kendaraan tidak hanya di satu SPBU.
Di beberapa SPBU yang sering Eko lintasi terutama rute Lampung Timur - Kota Metro juga terlihat antrean panjang kendaraan.
Jika tidak bisa membeli solar di SPBU karena habis atau enggan mengantre, Eko memilih membeli solar eceran yang harganya jauh lebih mahal bila dibanding di SPBU.
"Kalau di eceran harga 9 sampai 10 ribu per liter, kalau di SPBU hanya 6,8 ribu. Kalau beli di eceran setiap hari rugia saya mas. Tapi anehnya di eceran tidak pernah telat solar," keluh Eko.
Baca Juga:Langgar Kode Etik, Anggota Humas Polres Lampung Timur Dipecat
Sementara itu pengakuan dari pengawas SPBU 24.341.128 Bandar Sribhawono Welly Kurniawan bahwa kondisi solar di SPBU tempat bekerja relatif stabil.
- 1
- 2