SuaraLampung.id - Belum lama ini, Prabowo Subianto diketahui melakukan sejumlah langkah politis dengan mengunjungi para kiai sepuh Nahdhatul Ulama (NU). Hal ini dinilai sebagai bentuk strategis menjaga basis suara umat islam.
Hal ini disampaikan Pengamat politik M Qodari.
“Ini memperlihatkan arah baru untuk segmentasi atau basis politik yang dituju, kita tahu pada 2014 dan 2019 arahnya itu dengan tokoh-tokoh Islam di PA 212 dengan FPI, tetapi pada hari ini kecenderungannya kepada tokoh-tokoh NU, baik di Jawa Tengah dan nanti kiai-kiai NU di wilayah lain,” katanya dalam keterangan tertulis di Jakarta, Minggu.
Direktur Eksekutif Indo Barometer itu menyatakan upaya yang dilakukan Prabowo merupakan langkah tepat karena NU merupakan organisasi masyarakat (ormas) terbesar di Indonesia dengan jumlah pengikut sebanyak 30-40 persen penduduk Muslim di Tanah Air.
Baca Juga:2,1 Juta Pekerja di Lampung Bukan Peserta BPJS Ketenagakerjaan Aktif
“Menurut saya, salah satu arah atau strategi baru yang penting dari Pak Prabowo bahwa beliau itu tetap dekat atau mempertahankan basis Islamnya tetapi arahnya lebih kepada Islam tradisional,” jelasnya.
Pilihan yang diambil Prabowo sangat benar karena NU sebagai organisasi Islam dengan pengikutnya paling banyak.
"Kalau survei dari dulu sampai sekarang konsisten karena survei itu nggak pernah di bawah 33 persen atau sepertiga dari Islam itu adalah NU, bahkan bisa mencapai 40 persen. Jadi menurut saya ini bisa menjadi 'game changer' untuk Pak Prabowo pada 2024,” imbuh Qodari.
Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto melakukan silaturahim atau sowan dengan 9 kiai sepuh Nahdlatul Ulama (NU) di Asrama Perguruan Tinggi (API) Pondok Pesantren Salafi Tegalrejo, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, yang didirikan KH Chudlori yang kini diasuh KH. Muhammad Yusuf Chudlori atau Gus Yusuf pada Jumat (24/9).
Adapun 9 kiai sepuh NU di Jawa Tengah tersebut di antaranya H. Muhammad Zaim Ahmad (Kabupaten Rembang), KH. Badawi Basyir (Kabupaten Kudus), KH. Zaenal Arifin (Kabupaten Demak), KH. Solahudin (Kabupaten Brebes), KH. Khaidar (Kabupaten Temanggung), KH. Nur Hidayat (Wonosobo), KH. Solikhun (kabupaten Magelang), KH Much Attabiq Baqir (Kabupaten Purworejo), KH Nasrul Arif Abdurrahman (Tegalrejo).
Baca Juga:Sang Istri di Lampung Ditusuk Suami Lantaran Tak Mau Berhubungan Badan
Prabowo bertemu dengan 9 kiai sepuh berlatar belakang Nahdlatul Ulama (NU) didampingi Ketua Umum DPP PKB Muhaimin Iskandar berdiskusi mengenai koalisi antara Gerindra dan PKB pada pilpres 2024 sekaligus meminta dan mendengarkan masukan dari 9 kiai sepuh. [ANTARA]