SuaraLampung.id - Sejumlah perajin tahu tempe di Bandar Lampung mengeluhkan kenaika harga kedelai.
Sudjadi, seorang pelaku UMKM pembuat tahu di kawasan Gunung Sulah, Kota Bandar Lampung, salah satunya.
Akibat naiknya harga kedelai, Sudjadi terpaksa mengurangi produksi dari 125 kg per hari menjadi 100 kg.
"Kami terpaksa nurunin produksi, kalau enggak gitu kita bingung cara bagaimana lagi untuk bisa nutup produksi," jelasnya, Kamis (17/2022) dikutip dari Saibumi.com--jaringan Suara.com.
Baca Juga:Pengusaha Tahu Asal Jombang Ketar-ketir Harga Kedelai Mulai Melejit Naik
Disinggung apakah ada pengurangan besar ukuran pada tahu yang ia jual, Sudjadi menyampaikan bahwa ia tidak mau melakukan hal itu.
"Enggak kita enggak ngecilin ukuran, pada kabur nanti pelanggan kita kalau kita kayak gitu," tukasnya.
Rusman, pedagang tempe di Pasar Pasir Gintung menuturkan tidak menaikkan harga tempe jualannya.
Untuk menyiasatinya, Rusman mengurangi ukuran tempe yang biasa ia jual.
"Harga normal, tapi ukuran yang memang lebih kecil aja," tuturnya.
Baca Juga:Jangan Suka Kepo Berlebihan! Ini 3 Alasannya
Saat ditanya apakah para konsumen tidak komplain, Rusman mengatakan konsumen banyak yang mempertanyakan hal itu.
"Kalau komplen mah udah jangan dibilang, tapi mau gimana lagi. Pemerintah tolonglah kami ini, bingung kami ini mau jualan, sudah minyak kosong, kedelai naik, haduh," pungkas Rusman.