Pemerintahan darurat di Rejoagung tidak bertahan lama akibat adanya serangan pasukan Belanda. Guna mempertahankan pemerintahan diputuskan untuk memindahkan pemerintahan ke daerah lain.
Di awal bulan Mei 1949 TNI dan pemerintah memutuskan untuk mundur ke kawedanaan Gunung Sugih dan kawedanaan Sukadana.
Apa yang telah terjadi di Rejoagung telah menunjukan semangat nasionalisme bangsa Indonesia dalam mempertahankan proklamasi kemerdekaan. Nilai kebangsaan dengan saling bergotong- royong dilakukan oleh pemerintah, TNI, laskar dan masyarakat.
Semangat inilah yang layak diteladani rakyat Indonesia saat ini. guna membangun negara. Saat kondisi memprihatinkan kita dapat bersatu mempertahankan kemerdekaan maka hari ini disaat kondisi negara tidak lagi perang semangat persatuan seharusnya juga lebih kuat.
Baca Juga:Tragis, PMI asal Lampung Timur Tewas di Hotel saat Jalani Karantina COVID-19 di Taiwan
Dua hal yang dilakukan oleh pemerintah Desa Rejoagung guna mengingat perjuangan sekaligus menjadi wahana pembelajaran bagi masyarakat adalah membangun sebuah monumen atau tugu yang disebut Tugu Pos Komando Tentara Revolusi Tahun 1948-1949 serta merintis pembangunan Museum Desa Rejoagung.
Lewat museum ini diharapkan dapat memberikan ketertarikan masyarakat untuk mempelajari sejarah desa.
Penulis: Setio Widodo ( Guru Sejarah di Lampung Timur)
NB:
Artikel ini terbit atas kerja sama Suaralampung.id dengan Sahabat Dokterswoning
Baca Juga:Detik-detik Petir Menyambar 9 Orang di Way Jepara Lampung Timur, Dua Tewas