SuaraLampung.id - Jerinx SID akhirnya bersedia divaksin Covid-19. Padahal sebelumnya Jerinx termasuk vokal menyuarakan konspirasi di balik pandemi Covid-19.
Ada sosok yang berhasil meyakinkan Jerinx untuk menjalani vaksinasi Covid-19. Sosok itu bukanlah Nora Alexandra, sang istri.
Melainkan dokter kepercayaan Jerinx. Dokter inilah yang membuat Jerinx akhirnya percaya terhadap vaksin Covid-19.
Keinginan Jerinx divaksin Covid-19 diungkapkan musisi asal Bali ini melalui unggahan di akun instagram pribadinya yang baru @true_jrx.
Baca Juga:Setelah Diskusi sama Pakde Indro, Jerinx SID Pilih Disuntik Vaksin Sinovac
"Balik ke vaksin, setelah baca-baca ilmu dan diskusi dengan virolog dokter Indro, saya putuskan besok akan mengambil vaksin Sinovac," kata Jerinx SID pada Minggu (15/8/2021).
Jerinx SID menyadari akan pentingnya vaksinasi usai konsultasi dengan dokter kepercayaannya.
Setelah menceritakan penyakit bawaannya, ia pun akhirnya setuju dan percaya vaksin sinovac aman baginya.
"Beliau berhasil meyakinkan saya jika sinovac aman untuk pemilik riwayat medis sperti saya. Bagi yang belum divaksin saya anjurkan untuk konsultasi dengan pakde Indro atau dokter-dokter kepercayaan Anda," bebernya.
Suami Nora Alexandra itu mengimbau masyarakat untuk tidak khawatir imbas vaksinasi.
Baca Juga:Akhirnya Mau Divaksin, Jerinx SID: Saya Percaya Covid-19
Ia mengajak masyarakat untuk mendukung vaksinasi agar Indonesia bebas dari pandemi.
"Jangan khawatir, konsultasikan dengan dokter cari vaksin yang sesuai dengan kondisi riwayat medis anda, jika memang tidak atau belum boleh divaksin dokter pasti tidak akan menyarankannya," ujarnya.
"Yuk bersama kita dukung Indonesia agar lekas kembali bangkit," lanjutnya mengakhiri.
Unggahan Jerinx SID itu pun kembali dibagikan Nora Alexandra di akun twitter pribadinya @vlaminora. Ia pun bersyukur akhirnya sang suami menuruti sarannya.
"Akhirnya vaksin juga dan mau menerima saran dari aku juga, yuk sama-sama kita dukung Indonesia agar lekas bangkit," ujar Nora Alexandra dikutip dari Twitternya.
Jerinx SID sebelumnya membuat kehebohan di media sosial dengan menyebut para publik figur di endorse menyuarakan Covid-19.
Pernyataan itu lantas didebat pegiat media sosial Adam Deni hingga berujung pada dugaan pengancaman dan laporan kepolisian.
Drummer SID itu sendiri tidak dapat diperiksa polisi di Jakarta lantaran dirinya belum divaksin dan membuat aparat harus ke Bali untuk melakukan pemeriksaan. Sertifikat vaksin minimal dosis pertama memang menjadi syarat bepergian jarak jauh dengan pesawat.
Sosok Pakde Indro
Pakde Indro yang berhasil meyakinkan Jerinx untuk divaksin Covid-19 adalah drh Indro Cahyono.
Indro Cahyono adalah seorang dokter hewan. Sejak 2006, lulusan Universitas Gadjah Mada itu bergabung dengan Badan Penelitian Veteriner (Balitvet) di Bogor.
Memiliki latar belakang pendidikan dokter hewan dan pengalaman kerja lapangan selama lima tahun, Indro dipercaya untuk menjadi peneliti di laboratorium virologi. Dari sana lah petualangannya bersama virus berawal.
"Itu lembaga penelitian punya Kementerian Pertanian, sebagai lab referensi penyakit hewan nasional. Kemudian saya jadi peneliti di sana, di lab virologi," cerita Indro kepada Suara.com, Sabtu (28/3/2020).
Istilah virolog memang masih asing di telinga masyarakat. Bahkan menurut Indro, di Indonesia sendiri virolog (ahli atau pakar virus) yang ada tidak lebih dari empat orang.
"Virolog bagi saya gini, orang yang mempelajari virus secara langsung. Jadi, kita datang ke lokasi wabah, ngambil virusnya, ekstrak virusnya, isolasi virus, mempelajari langsung, sifat virusnya kaya gimana, nyerangnya lewat apa, infeksi gimana. Kemudian cara kita bikin vaksin, bikin antivirus, bikin alat pengujiannya. Nah, virolog seperti itu tidak akan lebih dari empat orang," tuturnya.
Indro telah menghabiskan waktunya selama 15 tahun untuk menjadi peneliti virus.
Indro yang masih berstatus sebagai mahasiswa Ilmu Virologi di Universitas Adelaide, Australia ini bahkan mengungkapkan, pernah menghabiskan biaya pribadi hingga Rp 18 juta untuk menemukan virus hepatitis pada bebek.
Kebanyakan biaya tersebut, sambung dia, habis untuk membeli bahan-bahan penelitian seperti telur spesifik patogensi (SPF) atau telur spesifik anti gen negatif (SAN).
Namun setelah banyak dikenal orang, Indro sering diminta banyak peternak untuk menangani wabah virus. Juga sejumlah perusahaan yang memakai jasanya sebagai konsultan laboratorium.
Berbagai virus pada hewan telah ditangani Indro. Mulai dari sapi, babi, anjing, kucing, ayam, bebek, sampai hampir semua jenis burung. Dan sekarang, dirinya mulai mempelajari virus corona yang menyebabkan wabah covid-19 pada manusia.
Karena itu, ia tidak segan membantu langsung para peternak yang mengalami wabah virus. Meski Indro harus menerima ganjaran sidang disiplin dari tempatnya bekerja.
Pada sekitar tahun 2018, Indro pun memilih keluar dari Balitvet dan menjadi peneliti di kantor swasta.
Membantu Penelitian Corona
Di tengah wabah virus corona saat ini, Indro mengungkapkan akan membantu melakukan penelitian. Hanya saja pemerintah Indonesia belum melakukan hal tersebut.
Penelitian baru dilakukan secara mandiri oleh LIPI dan lembaga Eijkman yang juga belum memiliki virus Covid-19.
"Karena tidak ada satu pun yang punya virusnya. Apa yang mau diteliti? Dari seluruh ilmuwan yang ada di Indonesia coba deh ada nggak yang punya virusnya? Nggak ada sama sekali," tuturnya.
Menurutnya, virus Covid-19 tidak didapatkan karena belum ada yang bisa melakukan isolasi virus tersebut.
"Ya mungkin kalau mereka minta tolong untuk isolasi mungkin saya bisa untuk isolasi. Tapi mereka nggak minta tolong kok," ucapnya.
Indro menjelaskan bahwa virus corona bisa diambil sampelnya dari manusia. Melalui uji PCR, virus diambil kemudian dilakukan isolasi terhadap virus tersebut.
"Itu bisa macam-macam, bisa dikultur sel, biasanya kita pakai sel vercob untuk menumbuhkan virusnya. Nah, nanti kita bisa melihat sifat virusnya," jelas Indro.
Jika sifat virus berhasil dipelajari maka vaksin pun bisa dibuat, lanjutnya. Setelah itu antivirus juga bisa dibuat dalam waktu dua bulan. Dalam rentang waktu dua bulan tersebut, dimungkinkan untuk membuat alat deteksi seperti rapid test.
"Kalau saya dikasih izin untuk lakukan itu, bekerjasama lakukan itu, iya bisa. Kalau enggak ya sudah, coba aja cari lain ada lagi nggak yang bisa isolasi virus gitu," tukasnya.
Meski begitu, Indro menilai pemerintah sudah melakukan langkah yang tepat dalam penanggulan penyebaran virus Corona Covid-19
Hanya saja ia menyarankan agar pemerintah lebih tegas terhadap pelaku penyebaran hoaks terkait Corona Covid-19. Juga dalam menentukan sikap terkait perbatasan ruang gerak wilayah agar tidak membuat masyarakat bingung dan semakin panik.
"Tutup dan kemudian penjarakan pembuat hoaks. Juga menentukan sikap tegas, berdasarkan data ilmiah apa yang ada, kita tidak memungkinkan untuk lockdown ya bilang tidak usah lockdwon. Karena kalah tidak itu akan dirong-rong. Karena ini masalahnya bukan virus lagi. Udah mulai masuk masalah politik," kata Indro.