Sebagaimana diketahui saat pilpres 2019, pasangan Prabowo-Sandi banyak didukung emak-emak.
Emak-emak itu sampai rela menyisihkan uangnya demi kemenangan Prabowo-Sandi.
"SAya anggap bahwa politik emak-emak dulu itu datang dengan yang disebut voluntarisme at all cost. Jadi betul-betul dompet mereka disisihkan yang hak anaknya untuk jajan untuk Prabowo-Sandi," ujar Rocky Gerung.
Menurut dia, fenomena emak-emak menyumbang dana kampanye bukan hal main-main.
Baca Juga:Daftar Legenda Eropa Meninggal Dunia di 2020, Salah Satunya Mentor Messi
Karena itu ketika pasangan Prabowo-Sandi malah memilih bergabung dengan pemerintah, membuat perasaan emak-emak ini tersakiti.
"Lain kalau dana itu diperoleh dari konglomerat, dari partai, dari cukong maka tidak ada protes. Tapi karena dana itu origin datang dari persediaan terakhir dari emak-emak ini menyakitkan. Karena itu pertaruhan moral sebetulnya," ucapnya.
Rocky Gerung menyamakan hal ini dengan investor bodong yang menjanjikan profit nyari konsumen tiba-tiba dia bawa kabur uangnya.
"Sama persis. Problem moralnya sama merasa ditipu," tukas Rocky.
Rocky Gerung tidak mempermasalahkan jumlah yang yang dituntut emak-emak untuk dikembalikan, karena menurutnya itu hanyalah simbol.
Baca Juga:Bacaan Doa Akhir Tahun dalam Bahasa Latin
"Bukan soal jumlah, ini soal share terhadap demokrasi, share terhadap humanity, share terhadap justice. Ini akan diingat sejarah bahwa Indonesia pernah punya motif sangat kuat untuk menghasilkan politik bersih," sambungnya.