Wakos Reza Gautama
Kamis, 21 Agustus 2025 | 18:34 WIB
Polres Mesuji membeberkan kronologi pembunuhan seorang kakek di pemukiman Buay Mencurung Desa Talang Batu Kecamatan Mesuji Timur. [Dok Polres Mesuji]

SuaraLampung.id - Misteri pembunuhan sadis yang merenggut nyawa seorang kakek berusia 87 tahun di pemukiman Buay Mencurung, Desa Talang Batu, Kecamatan Mesuji Timur, Kabupaten Mesuji, akhirnya menemui titik terang.

Motif yang terungkap di baliknya jauh lebih mengerikan dari sekadar perampokan atau dendam lama; ini adalah kisah tentang amarah buta yang dipicu oleh sebungkus tembakau.

Dalam konferensi pers yang digelar di Mapolres Mesuji, Rabu (20/8/2025), Wakapolres Kompol Heru Sulistyananto membeberkan kronologi yang membekukan darah.

Pelaku, IK alias K (56), yang tak lain adalah tetangga korban, tega menghabisi nyawa seorang kakek berinisial S (86) hanya karena sebuah kesalahpahaman sepele. Semua berawal dari niat baik seorang tetangga lain bernama Supriyati, atau yang akrab disapa Mbah Kenil.

"Pada hari Rabu Tanggal 13 Agustus 2025 sekira pukul 06.30 Wib awalnya Supriyati Alias Mbah Kenil selaku tetangga mengantarkan makanan ke rumah korban," jelas Kompol Heru.

Sesampainya di sana, Mbah Kenil tak mendapat jawaban saat memanggil Kakek S. Ia kemudian menggantungkan bungkusan makanan di pintu. Saat itulah matanya tertuju pada sebungkus tembakau yang juga tergantung di sana.

Mengingat korban sehari sebelumnya berjanji akan membelikannya tembakau, Mbah Kenil tanpa curiga mengambil bungkusan itu dan membawanya pulang. Ia mengira itu adalah pemberian dari sang kakek.

Niat baik itu ternyata menjadi pemicu malapetaka. Sekitar pukul 10.00 WIB, Mbah Kenil melihat pelaku, IK, mondar-mandir kebingungan di depan rumah korban.

"Mbah Kenil lalu bertanya, 'Om kamu ngapain di situ' tersangka menjawab nyari tembakau," lanjut Wakapolres.
Mbah Kenil dengan polos menjawab, "tembakau kamu ada di aku om tadi tak bawa pulang."

Baca Juga: Hanya 3 Jam, Pelaku Pembunuhan Sadis Kakek 87 Tahun di Mesuji Diringkus

Jawaban itu sontak menyulut api amarah IK. "kenapa tembakauku kamu curi," hardik IK. Meski Mbah Kenil sudah mencoba menjelaskan dan mengajaknya pulang untuk mengambil tembakau itu, amarah IK sudah tak terbendung.

Puncaknya terjadi beberapa menit kemudian. Seorang tukang sayur keliling yang mampir di rumah saksi lain bernama Ratna, menjadi saksi mata detik-detik mengerikan.

Ia melihat IK keluar dengan menenteng parang di tangan kanan dan kampak di tangan kiri. Dengan tatapan nanar, IK melontarkan ancaman yang membuat seluruh kampung gempar.

"Saya mau membunuh Mbah Kenil, kalau ada yang berani nolong aku bunuh juga dan Kakek S sudah aku bunuh, nggak usah lapor lapor polisi," teriak IK, sebuah pengakuan brutal sebelum jasad korban bahkan ditemukan.

Benar saja, sekitar pukul 12.30 WIB, Ratna yang hendak mengajak Kakek S makan siang menemukan pemandangan horor. Sang kakek sudah tergeletak tak bernyawa di gubuknya, bersimbah darah dengan luka bacok di sekujur tubuh.

"Mendapat laporan, Team Tekab 308 Presisi Polres Mesuji dengan dipimpin langsung oleh Kapolres, mendatangi TKP dan melakukan serangkaian penyelidikan," terang Kompol Heru.

Tak butuh waktu lama, IK berhasil diamankan. Kini, pria paruh baya itu harus mempertanggungjawabkan perbuatannya yang didasari amarah sesaat.

"Atas perbuatan tersangka akan di jerat dengan Pasal 340 KUHPidana Subsider Pasal 338 KUHPidana lebih subsider Pasal 351 ayat 3 KUHPidana dengan ancaman pidana maksimal penjara 20 Tahun," pungkas Wakapolres.

Load More