SuaraLampung.id - Perjalanan dimulai dari Dermaga Batu Tegi, tempat di mana kabut pagi menyelimuti danau dan semangat para jurnalis mulai menyatu dengan alam—menandai awal petualangan yang tak sekadar menyusuri jejak, tetapi juga menggali makna di balik setiap langkah.
Setelah dua hari penuh menyelami prinsip-prinsip jurnalisme konservasi di ruang kelas, kini para jurnalis peserta pelatihan yang diinisiasi Yayasan Inisiasi Alam Rehabilitasi Indonesia (YIARI) bersama Aliansi Jurnalis Independen (AJI) memasuki tahap paling menantang: praktik lapangan.
Sebanyak 20 jurnalis bertualang menyusuri jantung konservasi di Lampung.
Dibagi dalam dua kelompok, mereka menyusuri dua jalur cerita yang berbeda namun sama pentingnya. Kelompok pertama bergerak menuju habitat Kukang—primata bermata besar yang kian terdesak oleh alih fungsi hutan.
Sementara kelompok kedua menembus hutan lindung register 22 Way Wayak di Kabupaten Tanggamus untuk menelisik kiprah Gapoktan Sumber Makmur, komunitas petani yang berusaha hidup selaras dengan konservasi.
Dalam peluh, lumpur, dan dialog, para jurnalis mencari bukan hanya berita, tapi juga makna dan harapan akan masa depan ekosistem yang terancam.
Pukul 09.00 WIB, kelompok dua tiba di dermaga Batu Tegi. Dua perahu kayu bermesin diesel telah siap menyambut, masing-masing berkapasitas delapan orang.
Dari atas tangga pintu masuk dermaga, tampak Waduk Batu Tegi membentang luas.
Airnya memantulkan warna biru kehijauan, menambah kesan damai meskipun suasana pagi itu diselimuti mendung.
Baca Juga: Warga Lampung Wajib Tahu! Masuk SMA/SMK Kini Pakai SPMB, Ini 4 Jalur Pendaftarannya
Waduk ini menjadi tumpuan bagi beberapa sungai besar, seperti Way Sekampung, Way Rilau, dan Sungai Sangarus.
Perahu perlahan mengarungi permukaan air waduk.
Di sisi kanan dan kiri, pepohonan dari kawasan hutan lindung Register 22 berdiri tegak pohon ficus, sorea, dan pedang menyambut setiap mata yang memandang.
Kabut tipis menggantung di antara pucuk-pucuk bukit, memberikan kesan mistis namun menenangkan.
Pulau-pulau kecil berbukit dengan balutan rimbun hijau terlihat seperti pulau-pulau tersembunyi dalam dongeng lama.
Cuaca mulai gerimis saat perahu memasuki bagian tengah waduk.
Berita Terkait
-
Warga Lampung Wajib Tahu! Masuk SMA/SMK Kini Pakai SPMB, Ini 4 Jalur Pendaftarannya
-
Lampung Jadi Lumbung PMI: Target Kirim 30 Ribu Pekerja Per Tahun, Ini Strategi Pemerintah
-
Innalillahi, Jemaah Calon Haji Lampung Timur Wafat di Tanah Suci Akibat Serangan Jantung
-
Pendaki Meninggal di Puncak Gunung Pesagi
-
Mantan Wakil Gubernur Lampung Bachtiar Basri Meninggal Dunia
Terpopuler
- Kode Mau Bela Timnas Indonesia, Pemain Keturunan Jawa Rp 347,63 Miliar Diincar AC Milan
- Gebrak Meja Polemik Royalti, Menkumham Perintahkan Audit Total LMKN dan LMK!
- Detik-Detik Pengumuman Hasil Tes DNA: Ridwan Kamil Siap Terima Takdir, Lisa Mariana Tetap Yakin
- Kasih Kode Mau Bela Timnas Indonesia, Ryan Flamingo Kadung Janji dengan Ibunda
- Makna Kebaya Hitam dan Batik Slobog yang Dipakai Cucu Bung Hatta, Sindir Penguasa di Istana Negara?
Pilihan
-
Danantara Tunjuk Ajudan Prabowo jadi Komisaris Waskita Karya
-
Punya Delapan Komisaris, PT KAI Jadi Sorotan Danantara
-
5 Rekomendasi HP Tahan Air Murah Mulai Rp2 Jutaan Terbaik 2025
-
Bak Langit dan Bumi! Gaji Anggota DPR RI vs Eks Bek Milan di Parlemen Georgia
-
Saham Jeblok, Bos Danantara Ungkap Soal Isu Ambil Alih BCA Secara Gratis
Terkini
-
Tes DNA akan Ungkap Identitas Tentara Belanda yang Terkubur di Pulau Sebuku, Lampung Selatan
-
Transaksi QRIS Lampung Tembus 6,8 Juta Kali, Ratusan Ribu UMKM Kini 'Melek' Cashless
-
Bocah Pemanjat Tiang Bendera di Lampung Selatan Diundang DPR, Ini Janji Mereka untuk Raihan
-
Berlagak Koboi Bawa Senpi Rakitan, Pemuda Ini Dibekuk Polisi di Panjang
-
Raih 3 Penghargaan Internasional Euromoney 2025, BRI Catat Rekor Baru