SuaraLampung.id - Taman Nasional Way Kambas (TNWK) kini memiliki konsep wisata minat khusus yang terbagi menjadi berbagai paket wisata.
Konsep wisata minat khusus ini dikelola oleh desa penyangga yang ada di sekitar taman nasional tersebut di Kabupaten Lampung Timur.
Di antara paket wisata itu adalah susur Sungai Way Bungur. Pengunjung dapat merasakan kehidupan serta budaya di desa penyangga, pengamatan burung, melihat kehidupan gajah liar, melakukan restorasi hutan.
Adapula jenis paket ekowisata safari tengah malam. Untuk menikmatinya wisatawan cukup membayar Rp500 ribu per orang ditambah dengan PNBP bagi wisatawan domestik Rp20 ribu per orang, sedangkan untuk wisatawan mancanegara Rp200 ribu per orang.
Baca Juga: Ngamuk! Gajah Liar Obrak-abrik Kantor Polhut Taman Nasional Way Kambas
Dalam paket ini wisatawan diminta untuk menjelajahi wilayah Taman Nasional Way Kambas di tengah malam yang gelap dan hanya mengandalkan sinar bulan serta senter tangan sebagai penerang jalan.
Selama safari malam banyak hal disuguhkan oleh alam untuk dinikmati wisatawan, seperti perjalanan menggunakan mobil safari tanpa cap, bertemu seekor rusa dengan mata berbinar tersorot lampu senter menyapa di balik semak-semak, dan bila beruntung macan akar pun dapat disapa.
Atraksi lainnya, satwa nokturnal pun dapat ditemui di sepanjang jalan. Burung-burung tertidur di sarangnya di balik dahan pohon.
Wiyoko, warga Desa Braja Harjosari, adalah salah satu pemandu tur di konsep wisata minat khusus ini. Dia membantu wisatawan mencari satwa di tengah kegelapan malam. Ia menjelaskan jenis satwa dengan rinci, dan memanggil satwa-satwa nokturnal.
Wiyoko bersama para pemandu tur lainnya sebenarnya bukanlah seorang ahli satwa yang menimba ilmu khusus di sebuah institusi pendidikan formal.
Baca Juga: Kabar Gembira! 3 Badak Sumatera di Way Kambas Diprediksi Hamil Tahun Ini
Mereka merupakan warga desa penyangga yang dilatih, diberi kesempatan dan diberdayakan oleh jajaran Taman Nasional Way Kambas untuk ikut serta melestarikan satwa di sana melalui pengelolaan ekowisata berbasis potensi di desa masing-masing.
Berita Terkait
-
Film Dendam Malam Kelam: Ketika Rahasia, Dosa, dan Kematian Saling Bertaut
-
Hasto Dipenjara, Uskup Agung Datang dengan Pesan Khusus: Puasa 3 Hari 3 Malam di Rutan KPK
-
Sadis! Aksi Pembunuhan di Kota Wisata Terekam CCTV, Pelaku Tusuk Leher Korban
-
Titiek Puspa Sempat Ceritakan Kisah di Balik Lagu 'Kupu-Kupu Malam', Bermula dari Pertemuan di Hotel
-
Rute Baru AirAsia yang Dinanti Wisatawan: Adelaide ke Bali Kini Tanpa Transit
Terpopuler
- Jerman Grup Neraka, Indonesia Gabung Kolombia, Ini Hasil Drawing Piala Dunia U-17 2025 Versi....
- Kiper Belanda Soroti Ragnar Oratmangoen Cs Pilih Timnas Indonesia: Lucu Sekali Mereka
- Innalillahi Selamat Tinggal Selamanya Djadjang Nurdjaman Sampaikan Kabar Duka dari Persib
- Jabat Tangan Erick Thohir dengan Bos Baru Shin Tae-yong, Ada Apa?
- 8 HP Samsung Siap Kantongi One UI 7 Berbasis Android 15, Langsung Update Bulan Ini!
Pilihan
-
Tim Piala Dunia U-17 2025: Usia Pemain Zambia Diragukan Warganet: Ini Mah U-37
-
Meski Berada di Balik Jeruji, Agus Difabel Nikahi Gadis Dengan Prosesi Perkawinan Keris
-
7 Rekomendasi HP Murah RAM 12 GB terbaik April 2025, Performa Handal
-
Massa Dikabarkan Geruduk Rumah Jokowi Soal Ijazah Palsu, Hercules: Itu Asli, Jangan Cari Masalah!
-
Koster Minta Dinas Pertanian Bali Belajar ke Israel : Jangan Gitu-Gitu Aja, Nggak Akan Maju
Terkini
-
Tempat Wisata Dipadati Pengunjung, Lampung Selatan Raup Rp3,6 Miliar Saat Libur Lebaran 2025
-
Kumpulan Link DANA Kaget Hari Ini, Lumayan untuk Top Up Game Free Fire
-
Bukan Kegiatan Wajib, Gubernur Lampung Larang Pungutan Wisuda Sekolah
-
Tragedi Jelang Lebaran: Kakak Habisi Adik di Lampung Tengah
-
PSU Pilkada Pesawaran: Logistik Rampung Awal Mei, Pemprov Gelontorkan Rp10 Miliar