Scroll untuk membaca artikel
Wakos Reza Gautama
Jum'at, 28 Mei 2021 | 08:15 WIB
Sugiono (kanan) dan Marto, pria muslim yang bekerja mengurus Vihara Thay Hin Bio di Bandar Lampung. [Suaralampung.id/Mitha Setiani Asih]

Sampai akhirnya ia menerima tawaran bekerja di Vihara Thay Hin Bio.

Sebagai Muslim tidak masalah baginya menjadi pegawai di Vihara Tertua di Lampung ini. Selama bekerja, Marto tidak mendapatkan tekanan apapun soal agama.

Pengurus Vihara tidak membatasinya untuk tetap sholat dan menjalankan ibadah sebagai muslim.

"Malah kadang-kadang mereka (Umat Budha) yang negor kita untuk salat Jumat. Kita sendiri suka gak keinget," ujarnya.

Baca Juga: 668 Calon Jemaah Haji Bandar Lampung Sudah Divaksin Covid-19

Pria berusia 47 tahun ini menuturkan ia biasa menyiapkan dekorasi buah untuk ritual dan membuat lilin. Namun, ia tidak diperkenan membersihkan patung-patung Buddha. Hal ini untuk memberikan kenyamanan dirinya sebagai muslim.

"Mereka bukannya tidak memperbolehkan, tapi jangan sampai kesalah pahaman itu ada. Patung-patung Buddha, dirawat dengan pengurus Vihara yang juga umat Buddha. Kita sebagai muslim tetap muslim, mereka Umat Buddha bisa menjalankan amalan masing-masing," terang Marto. 

Viriya, Rohaniawan Vihara Thay Hin Bio mengatakan pengurus Vihara yang muslim diberikan kebebasan untuk menjalankan ibadahnya. Vihara ini memiliki 10 pengurus, 5 diantaranya sebagai muslim.

Kontributor: Mitha Setiani Asih

Baca Juga: Alasan Terminal Rajabasa Hentikan Penggunaan GeNose

Load More