SuaraLampung.id - Pesawat Lion Air dengan nomor penerbangan JT-242 rute Jakarta-Lampung terpaksa mengalihkan pendaratan ke Bandar Udara Internasional Sultan Mahmud Badaruddin II di Palembang, Jumat (18/4/2025).
Corporate Communication Strategic of Lion Air Danang Mandala Prihantoro mengatakan keputusan itu diambil karena kondisi cuaca buruk di Bandar Udara Radin Inten II, Lampung.
"Kondisi cuaca tidak memungkinkan untuk pendaratan secara aman, terutama akibat jarak pandang yang pendek dan tidak memenuhi standar keselamatan penerbangan," ujar Danang, Sabtu (19/4/2025).
Menurut dia, langkah yang diambil pilot merupakan keputusan yang tepat dan sesuai prosedur standar operasional penerbangan (Standard Operating Procedure/SOP) guna memastikan keselamatan dan keamanan seluruh penumpang dan awak pesawat tetap menjadi prioritas utama.
Baca Juga:Konflik Satwa-Manusia di Lampung Mengerikan: 9 Nyawa Melayang
Setelah kondisi cuaca di Bandar Udara Radin Inten II membaik dan jarak pandang kembali normal, penerbangan dari Palembang menuju Lampung dilanjutkan dan berhasil mendarat dengan selamat.
Lion Air mengapresiasi perhatian dan pengertian seluruh penumpang atas situasi ini, dan akan terus berkomitmen memberikan layanan penerbangan yang mengedepankan aspek keselamatan, keamanan, dan kenyamanan.
Pesawat Tergelincir
Sebelumnya Pihak Lion Air meminta maaf atas kejadian tergelincirnya pesawat Lion Air di Bandara Radin Inten II Lampung, Minggu (20/12/2020).
"Kami menyampaikan permohonan maaf atas ketidaknyamanan yang timbul atas terganggunya perjalanan udara dampak kejadian pada penerbangan JT-173 di Bandar Udara Radin Inten II, Tanjung Karang, Lampung," ujar Corporate Communications Strategic of Lion Air, Danang Mandala Prihantoro, melalui pers rilis yang diterima Suaralampung.id, Minggu (20/12/2020).
Baca Juga:Besok Rekayasa Lalu Lintas di Bandar Lampung Saat Aksi Bela Palestina: Ini Jalur Alternatifnya
Menurut Danang, seluruh penumpang yang terdiri dari 125 penumpang dewasa, satu anak-anak dan dua balita serta tujuh awak pesawat dalam keadaan selamat.
Keseluruhan penumpang sudah dievakuasi dari pesawat dan dibawa ke ruang tunggu di gedung terminal Bandara Radin Inten II Lampung, guna memperoleh penanganan serta mendapatkan informasi lebih lanjut.
"Informasi terkini, penumpang penerbangan JT-173 sudah meninggalkan Bandara Radin Inten II Lampung membawa barang bawaan serta bagasi masing-masing," ujar Danang.
Menurutnya, Lion Air sedang berkoordinasi dan bekerja sama dengan pengelola bandar udara setempat dan instansi lain yang terkait dalam proses evakuasi pesawat.
Detik-detik Tergelincirnya Pesawat Lion Air
Pesawat Lion Air tergelincir di Bandara Radin Inten II Lampung, Minggu (20/12/2020).
Pesawat Lion Air dengan kode penerbangan JT-173 ini tergelincir saat mendarat di Bandara Radin Inten II Lampung.
Detik-detik tergelincirnya pesawat Lion Air di Bandara Radin Inten II Lampung diketahui dari keterangan pihak Lion Air.
Menurut Corporate Communications Strategic of Lion Air, Danang Mandala Prihantoro, sebelum terbang, pesawat telah menjalani pemeriksaan (pre-flight check).
Hasil pengecekan, pesawat dinyatakan aman untuk terbang (safe for flight).
Seluruh awak pesawat yang bertugas sudah melalui proses pengecekan serta pemeriksaan kesehatan sebelum berangkat, dan dinyatakan sehat untuk bertugas (healthy for flight).
Setelah serangkaian pemeriksaan, pesawat Lion Air lepas landas dari Bandar Udara Internasional Hang Nadim pukul 13.33 WIB.
Pesawat Boeing 737-900ER registrasi PK-LGP sampai di Bandara Radin Inten II Lampung pukul 14.45 WIB.
Saat akan mendarat di Bandara Radin Inten II Lampung, kondisi hujan deras dengan jarak pandang yang memenuhi kualifikasi proses pendaratan pesawat udara.
"Setelah pesawat dalam kecepatan rendah dan proses untuk berbelok arah menuju pelataran parkir (apron), badan pesawat keluar dari landas pacu (runway)," ujar Danang melalui pernyataan persnya yang diterima Suaralampung.id.
Akibat tergelincir, empat roda utama pesawat Lion Air pecah.
Lion Air penerbangan JT-173 membawa 7 awak pesawat serta 125 penumpang dewasa, satu anak-anak, dua balita.