Misteri Mayat Berjaket Merah di Natar Terjawab: Pegawai Koperasi Dijerat Tali Lalu Dibuang

Jenazah itu adalah Pandra Apriliandi, seorang pemuda berusia 21 tahun

Wakos Reza Gautama
Kamis, 31 Juli 2025 | 19:45 WIB
Misteri Mayat Berjaket Merah di Natar Terjawab: Pegawai Koperasi Dijerat Tali Lalu Dibuang
Pelaku pembunuhan pegawai koperasi di Natar, Lampung Selatan, ditangkap. [istimewa]

SuaraLampung.id - Kemarahan dan kecemasan ratusan warga yang menggeruduk Polsek Natar pada Selasa (22/7/2025) malam akhirnya terjawab dengan cara yang paling tragis.

Misteri mayat berjaket merah yang ditemukan terapung di sungai Desa Haduyang kini memiliki nama dan sebuah kisah kelam di baliknya.

Jenazah itu adalah Pandra Apriliandi, seorang pemuda berusia 21 tahun yang berprofesi sebagai pegawai koperasi. Di balik kematiannya, terungkap sebuah plot pembunuhan berdarah dingin yang didalangi oleh seorang pelaku yang tak terduga: penjual somai.

Pandra, warga Gedung Ketapang, Lampung Utara, dilaporkan hilang kontak sejak Minggu, 27 Juli 2025. Hari itu adalah hari terakhir ia terlihat, saat menjalankan tugasnya menagih angsuran kredit kepada nasabah di wilayah Kecamatan Natar.

Baca Juga:Misteri Mayat Berjaket Merah Terapung di Sungai Natar, Posisi Tangan Terlipat Jadi Sorotan

Kegelisahan keluarga memuncak hingga laporan orang hilang dengan nomor LP/B-105/VII/2025 resmi dibuat di Polsek Natar.

Kecemasan ini menular ke rekan-rekan dan kerabatnya, memicu aksi massa yang menuntut polisi bergerak cepat. Tekanan publik yang begitu besar kini mendapatkan jawaban yang paling memilukan.

Sumber kepolisian mengonfirmasi bahwa kasus ini adalah pembunuhan murni. Pelakunya, bernama Salam, yang sehari-hari mencari nafkah dengan berjualan somai, kini telah diamankan dan sedang menjalani pemeriksaan intensif di Mapolda Lampung.

Dari balik profesinya yang tampak sederhana, terungkap sebuah rencana jahat. Salam diduga kuat telah menghabisi nyawa Pandra dengan cara menjerat leher korban menggunakan seutas tali hingga tewas. Modusnya sangat keji.

Setelah memastikan Pandra tak lagi bernyawa, Salam membuang jasadnya ke sebuah aliran sungai terpencil di dekat kebun singkong, tak jauh dari rumahnya di Desa Candimas—desa yang sama di mana Pandra terakhir kali dilaporkan berada.

Baca Juga:Akhir Pekan Kelabu di Pantai Katibung: Dua Sahabat Tenggelam Ditelan Ombak

"Tali jerat yang digunakan diduga kuat telah dipersiapkan sebelumnya, baik dari rumah ataupun dari lokasi tempat mereka sempat minum tuak. Barang bukti tersebut kini telah diamankan penyidik," ungkap sebuah sumber di lapangan.

Detail bahwa keduanya sempat minum tuak bersama mengindikasikan adanya pertemuan yang direncanakan, bukan sebuah perampokan acak di jalan. Diduga kuat, pembunuhan ini dipicu oleh masalah utang piutang yang ditagih oleh korban.

Kapolres Lampung Selatan, AKBP Toni Kasmiri, menyatakan bahwa pihaknya masih terus melakukan pendalaman.

"Kami masih terus melakukan penyelidikan, termasuk penyisiran wilayah dan pelacakan untuk mengetahui keberadaan Pandra dan Salam (sebelum penangkapan)," ujarnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

Terkini