Profil Abdul Moeloek, Sosok Dokter Pejuang di Era Perang Kemerdekaan

Abdul Moeloek lahir pada 10 Maret 1905 di Kota Padang Panjang, Sumatera Barat.

Wakos Reza Gautama
Rabu, 25 Oktober 2023 | 10:19 WIB
Profil Abdul Moeloek, Sosok Dokter Pejuang di Era Perang Kemerdekaan
Ilustrasi Rumah Sakit Umum Daerah Abdul Moeloek (RSUDAM) Lampung. Profil Abdul Moeloek. [Lampungpro.co]

SuaraLampung.id - Rumah Sakit Umum Daerah Abdul Moeloek (RSUDAM) adalah rumah sakit rujukan tertinggi di Provinsi Lampung yang terakreditasi Paripurna.

Nama RSUAM ini diambil dari nama salah satu tokoh kesehatan di Lampung yang berperan banyak di era revolusi kemerdekaan.

Berikut profil Abdul Moeloek yang dikutip dari website resmi RSUDAM.

Abdul Moeloek lahir pada 10 Maret 1905 di Kota Padang Panjang, Sumatera Barat. Keluarganya adalah yang terpandang di zamannya.

Baca Juga:Telusuri Harta tak Wajar Reihana, KPK Telisik Proyek di RSUDAM Lampung

Saat usianya 12 tahun, Abdul Moeloek merantau ke Batavia yang kini bernama Jakarta. Ia pernah kuliah Fakultas Kedokteran Hewan Bogor.

Namun Abdul Moeloek pindah kuliah ke sekolah pendidikan dokter pribumi di Batavia  bernama School tot Opleiding van Indische Artsen (STOVIA). Ia memperoleh gelar dokter tahun 1932.

Tiga tahun kemudian tepatnya pada tahun1935, Abdul Moeloek menjadi kepala RS Bangkiang, Kampar, Riau. Lalu pada tahun 1937 Abdul Moeloek bertugas di RS Kariadi Semarang.

Pada tahun 1940 – 1945, Abdul Moeloek ditugaskan menjadi dokter di Krui dan Liwa, Provinsi Lampung dan Muara Dua Provinsi Sumatera Selatan.

Di era revolusi itu, Abdul Moeloek sempat diangkat menjadi “Bupati Perang” di Liwa dengan pangkat walikota tituler di bawah “Gubernur Perang” dr. Abdul Gani yang saat itu Gubernur Sumatera Selatan.

Baca Juga:Operasi Bayi Kembar Siam di RSUDAM Lampung Berhasil, Tim Dokter Butuh Waktu 5 Jam Saja

Ketika Indonesia menyatakan kemerdekaannya di tahun 1945, Abdul Moeloek bertugas di RS Tanjungkarang. Dia menjadi satu-satunya dokter yang diberi amanat menjabat Kepala RS Tanjungkarang dan RS Tentara Tanjungkarang.

Sebagai kepala rumah sakit di era pergolakan, Abdul Moeloek tetap menjunjung tinggi nilai kemanusiaan. Buktinya ia tidak hanya mengobati korban perang dari Indonesia, prajurit Belanda pun tetap mendapat perlakuan yang sama.

Abdul Moeloek merupakan direktur kelima Rumah Sakit Tanjungkarang. Dia lah direktur paling lama di RS Tanjungkarang selama 12 tahun (1945-1957).

Kepribadian Abdul Moeloek

Abdul Moeloek adalah orang yang haus ilmu pengetahuan. Ia mendesain sebuah ruangan di RS Tanjungkarang menjadi perpustakaan. Ketika tidak bekerja, Moeloek menghabiskan waktunya membaca buku.

Abdul Moeloek menikah dengan Poeti Alam Naisjah dan dikarunia lima orang anak yakni 3 orang anak laki-laki dan 2 orang anak perempuan.

Dalam mendidik anak kelima putra-putrinya,  Abdul Moeloek menanamkan sikap disiplin, jujur, dan tanggung jawab, bukan dengan perkataan.

Sebelum wafat tahun 1973, Abdul Moeloek berwasiat kepada istri dan anak-anaknya agar dimakamkan di kampung TPU. Dia beralasan agar menyaringya dekat masyarakat dan bisa dikunjungi kapan saja dan oleh siapa saja.

Jasadnya memakamkan di Taman Permakaman Umum (TPU) Lungsir, Telukbetung Utara. Selanjutnya pada tanggal 4 September 2015, atas persetujuan keluarga dan disaksikan langsung oleh Menteri Kesehatan saat itu, jasad Abdul Moeloek dan istri dipindahkan ke Taman Makam Pahlawan (TMP) Kedaton.

REKOMENDASI

Terkini