Produsen Tahu Dan Tempe di Lampung Harap Harga Kedelai Bisa Stabil

Tanggapan lainnya dikatakan oleh perajin tahu tempe asal Bandarlampung Ratno Raditya.

Tasmalinda
Sabtu, 01 Oktober 2022 | 19:39 WIB
Produsen Tahu Dan Tempe di Lampung Harap Harga Kedelai Bisa Stabil
Ilustrasi pengerajin tahu dan tempe. Produsen tahu dan tempe di Lampung harap harga kedelai stabil [Suara.com/Alfian Winanto]

SuaraLampung.id - Pusat Koperasi Produsen Tempe Tahu Indonesia (Puskopti) Provinsi Lampung harap harga kedelai stabil guna menjaga produksi perajin tahu tempe di daerahnya.

Pemerintah telah menyalurkan program bantuan selisih harga bagi pembelian kedelai impor.

"Adanya kenaikan harga kedelai dari Rp12 ribu per kilogram sekarang sampai berkisar Rp13 ribu per kilogram, memang membuat perajin tempe tahu terkendala dalam proses produksi," ujar Sekretaris Puskopti Lampung M. Darja, di Bandarlampung, Sabtu.

"Meski sudah ada bantuan selisih harga kedelai, tapi kami pun berharap harga kedelai ini di kemudian hari tetap stabil sebab kondisi saat ini harga terus naik," katanya.

Baca Juga:Pemprov Lampung Promosikan Kopi Lewat Kopi Begawi Lampung 2022

Dia menjelaskan, dengan adanya stabilitas serta adanya harga acuan kedelai maka produktivitas perajin tahu tempe yang merupakan salah satu komoditas kegemaran masyarakat dapat terus terjaga.

"Untuk di seluruh Lampung kebutuhan kedelai perajin tempe dan tahu adalah 4.500 ton per bulan, dengan harga beli di luar subsidi Rp12,8 ribu hingga Rp13 ribu per kilogram. Dan jumlah perajin sebanyak 3.750 orang di 15 kabupaten dan kota," tambahnya.

Pada pertengahan April lalu Puskopti telah mengajukan kuota kedelai kepada Bulog sebesar 1.000 ton dan mendapatkan 4.000 ton. Dengan penyaluran langsung kepada Kopti yang ada di 15 kabupaten/kota.

"Lampung ini untuk satu Kopti mendapatkan sekitar 20-50 ton kedelai cukup bervariasi sesuai kemampuan produksi. Untuk penyerapan paling banyak itu di Kota Bandarlampung, Kabupaten Lampung Tengah, Lampung Selatan, Lampung Utara karena perajinnya banyak, untuk daerah lain hanya 10 ton saja," kata dia pula.

Tanggapan lainnya dikatakan oleh perajin tahu tempe asal Bandarlampung Ratno Raditya.

Baca Juga:Rektor UIN Raden Intan Lampung Prof Wan Jamaluddin Jadi Pj Ketua PWNU Lampung

"Besar harapan kami agar harga stabil dan produktivitas terjaga agar tidak ada lagi yang gulung tikar menutup usaha," ujar Ratno.

Untuk sementara ini guna menyiasati adanya kenaikan harga bahan baku yakni kedelai, ia bersama perajin lainnya mencoba mengurangi volume dan besaran produk tempe, tahu dan oncom miliknya.

"Sekarang paling ambil setengah kuintal saja, lalu ukuran diperkecil. Tapi setelah adanya pengajuan bantuan subsidi kedelai akan coba ditambah," ujar dia pula. [ANTARA}

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak