SuaraLampung.id - Indonesia berpotensi menambah hingga lima perusahaan rintisan (unicorn) baru di tahun 2023.
Koordinator Digital Start-up Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Sony Sudaryana mengatakan, potensi munculnya unicorn baru ini melihat dari masa pandemi COVID-19.
Menurut Sony, di era pandemi saja muncul tiga atau empat unicorn baru di Indonesia.
Indonesia, menurut dia, termasuk negara yang paling cepat memunculkan unicorn, start-up dengan valuasi lebih dari 1 miliar dolar AS.
Baca Juga:Ajak Nonton AFC U-20 Indonesia-Timor Leste di GBT, Wali Kota Surabaya: Dudokno Nyalimu Rek
Gambaran komposisi unicorn di ASEAN, Indonesia saat ini berada di urutan ke-2 dengan 11 unicorn, sedangkan Singapura memiliki 15 unicorn.
Namun dari segi valuasi ekonomi, unicorn dari Indonesia ada di urutan pertama dengan total 39 miliar dolar AS, sedangkan Singapura mencapai 23 miliar dolar AS.
Selama pandemi COVID-19, saat perusahaan banyak yang bangkrut atau tiarap, Sony mengatakan Indonesia berhasil menciptakan tiga hingga empat unicorn.
Dalam satu sesi diskusi panel Membangun Lanskap Start-up Asia Tenggara di acara World Congres On Innovation and Technology 2022 di Penang ia mengatakan Indonesia merupakan medan pertempuran sebenarnya bagi start-up dari Tanah Air maupun kawasan.
Ia menyebut pasar Indonesia terbesar di kawasan ASEAN, mencapai 40 persen. Dan banyak unicorn dari Singapura atau dari negara lain menjadi besar karena pasar Indonesia.
Baca Juga:Timnas Timor Leste U-19 Fokus Jaga Emosi saat Lawan Indonesia di Kualifikasi AFC U-20
Yang menariknya, Sony mengatakan pasar Indonesia memiliki adaptasi teknologi yang bagus.
“Gampang viral kan. Apa-apa, viral. Itu juga karena jumlah usia produktifnya sedang di puncak-puncaknya. Kita sedang (memasuki) bonus demografi, otomatis banyak anak mudanya, kemudian teknologinya cepat adaptasinya,” ujar dia.
Pemerintah juga fokus mendorong adaptasi teknologi digunakan dengan baik dan benar, tidak cuma untuk bersenang-senang, tetapi dapat digunakan untuk mendapatkan keuntungan ekonomi, kata dia. Upaya tersebut dilakukan lewat program literasi digital.
Sehingga, ia mengatakan ada impak ekonomi dari setiap sen yang diinvetasikan oleh pemerintah di konektivitas.
Kelebihan lain yang Indonesia miliki, menurut dia, keberagaman yang dapat menjadi mesin dari inovasi. Dengan lebih dari 17.000 pulau, 1.200 etnik, lebih dari 700 bahasa, itu adalah mesin inovasi.
“Kita ada berapa jenis soto sih? Kita ada punya berapa jenis rujak? Itu kita masukan ke dunia teknologi. Jadi inovasi muncul karena keberagaman dan itu di Indonesia tempatnya,” kata Sony. (ANTARA)