Meski Harga Naik, Stok Kedelai di Bandarlampung Dinilai Masih Lancar

Ketersediaan tempe dan tahu di pasar tradisional juga masih ada.

Ronald Seger Prabowo
Kamis, 24 Februari 2022 | 23:25 WIB
Meski Harga Naik, Stok Kedelai di Bandarlampung Dinilai Masih Lancar
Ilustrasi perajin tahu tempe dan ilustrasi kedelai. [Kolase foto/Beritajatim.com/Suara.com/Kurniawan]

SuaraLampung.id - Ketersediaan kedelai di pasaran di di Kota Bandarlampung dinilai masih terbilang lancar dan belum ada kelangkaan.

Catatan itu dijelaskan Dinas Pangan Kota Bandarlampung, meski tak menampik harga kedelai mengalami kenaikan.

"Setelah kita lakukan pengecekan di gudang Hi. Suwondo JI. Tamin Tanjung Karang Barat dan Pasar Induk Tamin, tidak ditemukan kelangkaan kacang kedelai," kata Kepala Dinas Pangan Kota Bandarlampung, I Kadek Sumartha, dikutip dari ANTARA, Kamis (24/2/2022).

Dia mengatakan bahwa stok yang saat ini tersedia di gudang dan pasar yang telah dicek sebanyak 30 ton dan hal tersebut masih memenuhi kebutuhan akan kacang kedelai di Bandarlampung.

Baca Juga:Menteri Airlangga Hartarto Gagal Selesaikan Masalah Kedelai dan Minyak Goreng

Namun begitu, ia pun mengakui terdapat kenaikan harga kedelai di tingkat pemasok secara bertahap dari Rp9.000 per kilogram pada awal tahun sekarang menjadi Rp11.000 per kilogram.

"Hal ini juga mengakibatkan terjadinya kenaikan harga di tingkat distributor berkisar Rp11.500 per kilogram, sehingga daya beli produsen tempe dan tahu melemah," ujarnya.

Ketersediaan tempe dan tahu di pasar tradisional juga masih ada dengan harga untuk konsumsi di rumah tangga berkisar Rp13.500 per kilogram.

"Sedangkan penjualan tahu dan tempe di pasaran masih tersedia dengan harga normal," ujarnya.

Sementara itu, perajin tempe di Bandarlampung Eka Ningsih (54) mengungkapkan bahwa kenaikan harga kedelai mulai naik sejak lima bulan lalu.

Baca Juga:Usai Mogok Produksi, Harga Tempe Naik, Perajin: Kedelai Belum Stabil

"Harga naik (kedelai. Red) secara bertahap, hingga sekarang berkisar Rp11.500 ," katanya.

Dengan kenaikan harga kedelai ini sudah tentu akan mempengaruhi keuntungannya. Bahkan para perajin pun harus mencari strategi agar biaya produksi tidak terlampau besar.

"Untungnya tipis, kita juga harus pintar-pintar, karena harus menyesuaikan dengan ongkos produksi," kata dia.

Sementara itu, salah seorang pedagang di Pasar Panjang Nurhadi, mengatakan bahwa ketersediaan tahu di tingkat produsen masih cukup tersedia namun memang ukurannya yang sedikit diperkecil.

"Kalau stok banyak di produsen tapi ukuran tahunya memang diperkecil. Kita ambil satu bungkus tahu dari produsen dengan harga normal sehingga jual ke konsumen juga harga normal, jadi tidak ada kenaikan harga memang," ungkap Nurhadi.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini