Warga Larang jemaat Gereja GPI Tulang Bawang Ibadah Natal, Ini Penjelasan Polisi

persoalan terkait persekusi ibadah Natal di Gereja GPI Tulang Bawang, Lampung, sudah selesai.

Wakos Reza Gautama
Selasa, 28 Desember 2021 | 08:55 WIB
Warga Larang jemaat Gereja GPI Tulang Bawang Ibadah Natal, Ini Penjelasan Polisi
Ilustrasi Kabid Humas Polda Lampung Kombes Zahwani Pandra Arsyad. Kombes Pandra menyatakan persoalan warga dengan jemaat Gereja GPI Tulang Bawang sudah selesai. [ANTARA]

SuaraLampung.id - Viral video sekelompok warga melarang jemaat Gereja GPI Tulang Bawang melaksanakan ibadah Natal. Warga tampak datang masuk ke dalam gereja bersama aparat TNI dan Polri. 

Menanggapi hal ini Kabid Humas Polda Lampung, Kombes Zahwani Pandra Arsyad mengatakan, persoalan terkait persekusi ibadah Natal di Gereja GPI Tulang Bawang, Lampung, sudah selesai. 

Pandra mengaku memang sempat ada percekcokan antara warga dengan jemaat Gereja GPI Tulang Bawang di Desa Banjar Agung, Kecamatan Banjar Agung, Tulang Bawang. 

"Percekcokan antara warga sekitar dengan pendeta dan jemaat yang ada di Desa Banjar Agung, Kecamatan Banjar Agung, Tulang Bawang telah kondusif," katanya, Selasa (28/12/2021) dikutip dari ANTARA.

Baca Juga:Viral Warga Larang Jemaat Gereja GPI Tulang Bawang Laksanakan Ibadah Natal

Ia menyebutkan, persoalan percekcokan tersebut telah kondusif setelah di dengar dan langsung ditangani oleh anggota Bhabinkamtibmas Desa Banjar Agung.

Melalui upaya yang presisi, prediktif, responsif, dan transparansi berkeadilan anggota Bhabinkamtibmas segera mendatangi lokasi dan juga melaporkan secara berjenjang kepada Kapolsek Banjar Agung dan diteruskan kepada Kapolres.

"Alhasil persoalan tersebut langsung dipertemukan baik itu dari jemaat, pendeta, termasuk juga warga sekitar dan disepakati karena sedang merayakan hari Natal diberikan kesempatan untuk merayakan atau menggunakan tempat tersebut sampai tanggal 26 Desember 2021," kata dia.

Pandra menambahkan setelah batas waktu yang ditentukan, kemudian Pendeta Sopan Sidabutar menjalankan apa yang disepakati bahwa izin yang belum keluar maka aktivitas terhadap peribadatan tidak lagi dilaksanakan kecuali sebagai rumah doa atau rumah ibadah keluarga.

"Pada tanggal 26 Desember 2021 disepakati, dan Pendeta Sopan Sidabutar dengan dibantu jemaat GPI secara sukarela menurunkan lambang salib pada bagian depan bangunan yang menjadi simbol bangunan gereja. Pernyataan tersebut juga disaksikan oleh perangkat desa, warga masyarakat, TNI-Polri, dan pemerintah setempat," kata dia lagi.

Baca Juga:Aris Fitra Wijaya Dicopot sebagai Ketua PN Menggala, Ini Penyebabnya

Kapolres Tulang Bawang, AKBP Hujra Soumena menambahkan, pihaknya telah melakukan pertemuan antarlintas agama untuk menyikapi persoalan tersebut.

"Sekang sudah aman, tentram, dan rukun. Kita sudah melakukan koordinasi dan pertemuan antar lintas agama," katanya melalui sambungan telpon nya.

Dia melanjutkan pada saat terjadi cekcok, anggotanya saat itu juga turut mengamankan keadaan agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.

Anggotanya dilokasi mengamankan lokasi lantaran saat itu sedang melakukan proses mediasi.

"Setelah mendapatkan kesepakatan saat itu, masing-masing masyarakat membubarkan diri. Setelah itu anggota kita tetap lanjut untuk pengamanan sampai kegiatan ibadah Natal selesai," katanya.

Sebelumnya viral video sekelompok warga melarang jemaat Gereja GPI Tulang Bawang, Lampung, melaksanakan ibadah Natal. Sempat terjadi perdebatan antara warga dan jemaat gereja. 

Video larangan terhadap jemaat Gereja GPI Tulang Bawang untuk melaksanakan ibadah Natal ini beredar luas di media sosial. Salah satu akun yang mengunggah video ini adalah akun Instagram @permadiaktivis2 milik Permadi Arya. 

 Dalam video terlihat sekelompok warga masuk ke dalam Gereja GPI Tulang Bawang yang sedang melakukan ibadah Natal. Terlihat juga aparat TNI dan Polri di dalam gereja. 

"Pak izin dulu pak, ini kan masih dibahas pak, bukan larang bapak sembahyang, nanti dulu ya, matiin dulu (musik)," ujar seorang warga mendekati pendeta. 

"Iya permisi pak kami mau beribadah," sela pendeta.

Tiba-tiba dari arah belakang seorang warga teriak meminta pihak Gereja GPI Tulang Bawang mematikan musik. 

Seorang wanita jemaat GPI Tulang Bawang ikut bicara. 

"Ini ga bisa kaya gini Kami beribadah Natal. Ini Natal. Natal seluruh dunia. Seluruh dunia merayakan Natal. Seharusnya kami bersukacita. Malu pak malu dilihat tetangga. Kami merayakan Natal tapi bapak mengganggu kami," ujar wanita itu. 

Menurut wanita ini, mereka merayakan Natal hanya sekali setahun. Mereka sudah dua tahun beribadah di tempat itu.  Pendeta mengaku mereka beribadah dilindungi negara dan jangan digoblok-goblokin. (ANTARA)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini