SuaraLampung.id - Presiden ke-1 RI Soekarno atau dikenal Bung Karno harus melewati hari-hari terakhir dalam hidupnya penuh penderitaan.
Bung Karno sang Proklamator menjadi tahanan di masa terakhir hidupnya. Tidak hanya itu, sebagai bapak bangsa, Bung Karno tidak diurus negara.
Kisah akhir hayat Bung Karno ini kembali ramai dibicarakan setelah cucunya Didi Mahardika melontarkan pernyataan mengejutkan.
Menurut Didi, Bung Karno meninggal karena dibunuh di Wisma Yasoo. Wisma Yasoo adalah kediaman adik Dewi Sukarno, yang sudah meninggal.
Baca Juga:Indonesia Kembali Mendapat 600 Ribu Dosis Vaksin AstraZeneca Bantuan dari Prancis
Begitu Orde Baru berkuasa, Wisma Yasoo yang menyimpan sejarah penting bagi perjalanan republik ini diubah menjadi Museum Satriamandala.
Eks ajudan Soekarno, Sidarto Danusubroto mengungkapkan bagaimana kondisi Bung Karno di akhir hayatnya. Sidarto ditugaskan mendampingi Bung Karno di tahanan Wisma Yasoo pada 6 Februari 1967 sampai Mei 1968.
![RS Soekanto dampingi Presiden Soekarno. [Buku Sosok Raden Said Soekanto Tjokrodiatmodjo Melalui Spiritual Membangun Polisi Profesional]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2021/09/11/31574-rs-soekanto-dampingi-presiden-soekarno.jpg)
Bung Karno wafat pada 21 Juni 1970. Dikutip dari YouTube Kompas TV, Sidarto menceritakan kondisi Bung Karno di masa-masa akhir hidupnya.
Saat itu kondisi kesehatan Bung Karno memburuk. Saat itu Bung Karno menderita gagal ginjal. Sidarto menyampaikan kepada Kapolri bahwa Bung Karno membutuhkan dokter yang merawat bukan ajudan.
"Seorang Bung Karno bapak bangsa yang perjuangannya sejak muda. Masuk keluar penjara tapi harus berakhir dalam tahanan. Itu betul-betul satu tragedi dalam sejarah kita," kata Sidarto.
Baca Juga:Cucu Soekarno: Kakek Saya Dibunuh di Wisma Yasoo
Saat itu Bung Karno dirawat oleh dokter tentara bernama Mayor Dokter Suroyo. Namun sayangnya semua obat yang diperuntukkan bagi Bung Karno tidak diberikan.