Kontroversi Benny Moerdani di Tragedi Tanjung Priok, Puji Prajurit yang Tembaki Warga

Saat peristiwa Tanjung Priok pecah, Benny Moerdani adalah Panglima ABRI.

Wakos Reza Gautama
Minggu, 12 September 2021 | 17:39 WIB
Kontroversi Benny Moerdani di Tragedi Tanjung Priok, Puji Prajurit yang Tembaki Warga
Ilustrasi Jenderal Benny Moerdani dilantik jadi Panglima ABRI. Benny Moerdani dalam tragedi Tanjung Priok. [Dok Buku Benny Moerdani Profil Prajurit Negarawan]

SuaraLampung.id - Hari ini 37 tahun lalu, tepatnya 12 September 1984 pecah peristiwa Tanjung Priok

Pada tragedi Tanjung Priok, aparat TNI yang dulu bernama ABRI menembaki warga sipil secara membabi buta. 

Puluhan nyawa melayang dalam peristiwa berdarah di Tanjung Priok itu. Data Solidaritas untuk Peristiwa Tanjung Priok menyebut 400 nyawa hilang pada tragedi itu. 

Salah satu orang yang dianggap paling bertanggung jawab dalam peristiwa Tanjung Priok ialah Jenderal Leonardus Benyamin Moerdani atau dikenal dengan nama Benny Moerdani

Baca Juga:Tawarkan Gadis Belia, 2 Muncikari Dibekuk Polres Pelabuhan Tanjung Priok

Saat peristiwa Tanjung Priok pecah, Benny Moerdani adalah Panglima ABRI. Sejak itu, sentimen anti-Islam terhadap Benny Moerdani menguat mengingat Benny seorang beragama Katolik. 

Penyebab Peristiwa Tanjung Priok

Peristiwa Tanjung Priok pada 12 September 1984. [Wikipedia]
Peristiwa Tanjung Priok pada 12 September 1984. [Wikipedia]

Dalam buku "Mereka Bilang Disini Tidak Ada Tuhan Suara Korban Tragedi Priok" terbitan Kontras dan Gagas Media, kejadian ini bermula dari penerapan asas tunggal Pancasila di Indonesia dan makin terpinggirkannya umat Islam akibat kebijakan pemerintah. 

Sejumlah umat Islam menolak penerapan asas tunggal Pancasila. Situasi politik mulai panas. Musala As Sa'adah di Koja, didatangi Babinsa.

Babinsa masuk ke dalam Musala As Sa'adah tanpa melepas sepatu lars mencopoti pamflet bernada kritik terhadap pemerintah. Terjadi keributan antara Babinsa dan warga yang berujung pada pembakaran motor Babinsa. 

Baca Juga:Tusuk ABK hingga Tewas, Security di Tanjung Priok Dibekuk di Rumah Istri Siri

Empat orang warga ditangkap atas tuduhan pembakaran motor aparat TNI. Penangkapan ini direspons umat Islam di Tanjung Priok dengan menggelar tabligh akbar pada 12 September 1984 pada pukul 20.00.

Beberapa orang memberikan ceramah pada tabligh akbar itu. Isi ceramah salah satunya adalah meminta aparat keamanan membebaskan empat orang yang ditangkap dalam insiden pembakaran motor tentara. 

Amir Biki, salah satu tokoh di Tanjung Priok lalu mengomandoi massa untuk mendatangi Markas Kodim dan ke Koja.

Ahmad Yaini, salah satu saksi, mengisahkan baru sekitar 5-10 menit berjalan, sudah terdengar tembakan. Menurutnya, tembakan yang mengarah langsung ke barisan jamaah. Akibatnya jamaah bubar tercerai berai karena ada yang kena tembak dan ada yang mati.

"Tembakan demi tembakan seperti sudah dipersiapkan dan memakai alat-alat berat seperti panser," kata Ahmad Yaini, salah satu saksi dikutip dari Buku "Mereka Bilang Disini Tidak Ada Tuhan Suara Korban Tragedi Priok".

Ralat Jumlah Korban 

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini