Pencarian Ayah yang Hilang Setelah Selamatkan Putranya dari Ombak Ganas di Labuhan Jukung: Nihil

Perjuangan tim untuk menemukan Aliman telah memasuki hari kedua, Kamis (10/07/2025)

Wakos Reza Gautama
Kamis, 10 Juli 2025 | 23:55 WIB
Pencarian Ayah yang Hilang Setelah Selamatkan Putranya dari Ombak Ganas di Labuhan Jukung: Nihil
Tim SAR Gabungan melakukan pencarian di Pantai Labuhan Jukung, Pesisir Barat. [Dok Basarnas Lampung]

SuaraLampung.id - Di satu sisi, ada tangis lega seorang anak yang selamat dari maut. Di sisi lain, ada kehampaan yang menyayat hati karena sang penyelamat, ayahnya sendiri, kini hilang ditelan amukan ombak yang sama.

Inilah tragedi heroik yang menyelimuti keluarga Aliman (38), seorang ayah yang kini menjadi fokus pencarian besar-besaran oleh Tim SAR Gabungan di Pantai Labuhan Jukung, Pesisir Barat.

Perjuangan tim untuk menemukan Aliman telah memasuki hari kedua, Kamis (10/07/2025), namun laut seolah masih rapat menyimpan keberadaan sang pahlawan.

Hari Rabu (9/7/2025) seharusnya menjadi hari bahagia bagi keluarga Aliman. Tawa riang di bibir pantai Labuhan Jukung sekitar pukul 14.00 WIB seketika berubah menjadi jerit ketakutan saat Ega, putra Aliman, terseret arus yang tiba-tiba mengganas.

Baca Juga:Liburan Berubah Jadi Duka: Warga Lampung Utara Hilang di Pantai Labuhan Jukung

Tanpa berpikir dua kali, naluri seorang ayah mengambil alih. Aliman menerjang ombak, berjuang merebut kembali anaknya dari cengkeraman laut.

Keajaiban bercampur tragedi terjadi di depan mata keluarga. Ega berhasil diselamatkan, namun Aliman, pria asal Talang Buyut, Lampung Utara itu, justru kehabisan tenaga. Ia tergulung ombak dahsyat dan tak pernah kembali ke tepian.

Laporan tragedi ini sontak menggerakkan mesin kemanusiaan. Di bawah komando Kepala Kantor SAR Lampung, Deden Ridwansah, personil Pos SAR Tanggamus langsung meluncur ke lokasi.

Setibanya di sana, mereka bergabung dengan puluhan personel lain dari Polairud, BPBD, Damkar, hingga warga sekitar yang peduli. Malam itu, penyisiran visual dilakukan hingga larut, namun hasilnya nihil.

Harapan kini tertumpu pada pencarian hari kedua. Sejak fajar menyingsing, operasi pencarian digelar dengan skala yang lebih besar.

Baca Juga:Niat 'Bikin Video' Berakhir Tragis: Pemuda di Tulang Bawang Tewas Lompat dari Jembatan

Tim dibagi menjadi tiga 'pasukan' penyisir (SRU) dengan misi berbeda:

Tim Laut Dalam (SRU I): Menggunakan perahu karet canggih Basarnas, tim ini menyisir area seluas 3,5 mil laut (sekitar 6,5 km) di lautan lepas.

Tim Laut Pesisir (SRU II): Dengan perahu jukung milik BPBD, tim ini menyusuri area yang lebih dekat ke pantai seluas 3 mil laut.

Tim Darat (SRU III): Pasukan ini berjalan kaki, menyisir setiap jengkal garis pantai sepanjang 2 km, berharap menemukan tanda sekecil apa pun.

Teknologi canggih pun diturunkan. Sebuah alat deteksi bawah air bernama Aqua Eye dikerahkan untuk 'mengintip' ke kedalaman laut, mencari anomali yang mungkin adalah jasad korban. Namun, hingga senja menjelang pada pukul 17.00 WIB, layar monitor tetap bisu.

Komandan Pos SAR Tanggamus, Robi Rusli, harus melaporkan hasil pahit ini.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini