SuaraLampung.id - sejumlah mahasiswa Institut Teknologi Sumatera (ITERA) merancang sebuah alat untuk meningkatkan performa turbin arus laut tipe vertikal pada kecepatan arus rendah.
Alat yang dibuat mahasiswa ITERA ini dinamakan Rancang Bangun Prototipe WFD (Water Flow Deflector).
Inovasi ini dibuat oleh tim mahasiswa yang terdiri dari Risfihan Rafi, Hasbiyalloh, dan Arif Ronaldo, dari Program Studi Teknik Sistem Energi ITERA, dan M. Mukti Asyidiqi (Teknik Elektro).
Ketua tim mahasiswa Risfihan Rafi, menjelaskan deflektor yang didesain dan dirancang oleh timnya merupakan tipe enam sekat single plate yang mengelilingi rotor turbin.
Baca Juga:Sebanyak 177.083 Warga Bandar Lampung Sudah Mendapat Vaksin Dosis Kedua
Cara kerja alat tersebut, arus laut dengan kecepatan rendah akan melewati antar sekat deflektor untuk meningkatkan kecepatan arus laut disekitar turbin, sehingga dapat meningkatkan kinerja turbin menjadi lebih baik.
Untuk menguji kinerja alat tersebut, mahasiswa membuat model aliran arus dalam suatu kotak aquarium yang dibangkitkan oleh pompa dan menghasilkan kecepatan arus sebesar 0,29 m/s.
Hasil pengujian yang dilakukan, Minggu (22/8/2021), menunjukkan bahwa kecepatan putar turbin meningkat tiga kali lebih cepat dari putaran semula.
“Sebelum ditambah komponen deflektor, turbin hanya menghasilkan energi listrik 6 watt, dan setelah ditambahkan deflektor meningkat hingga tiga kali lipat menjadi 19 watt,” ujar Rafi melalui siaran pers, Rabu (25/8/2021).
Peningkatan tersebut merupakan pengaruh dari peningkatan kecepatan putaran turbin. Awalnya turbin berputar dengan kecepatan 17,52 rpm, dan setelah ditambahkan deflektor rancangan mahasiswa ITERA, putaran turbin meningkat menjadi 54 rpm.
Baca Juga:Gratifikasi Pemkab Lampung Utara, Anggota DPRD Lampung Utara Diperiksa KPK
Rafi berharap model water flow deflektor (WFD) yang mereka rancang dapat menjawab tantangan dalam penerapan teknologi pembangkit listrik tenaga arus laut untuk kebutuhan listrik masa depan Indonesia.
“Dengan adanya karya-karya inovasi anak muda saat ini, maka Indonesia akan siap menghadapi isu SDGs terutama dalam memanfaatkan potensi lautan sebagai sumber energi listrik,” ujar Rafi.
Dosen pembimbing mahasiswa, Madi, S.T., M.T., menilai inovasi mahasiswa ITERA tersebut akan sangat bermanfaat untuk mendorong pengembangan PLTAL guna memenuhi kebutuhan energi listrik di masa depan.
“Saya yakin alat yang sederhana itu menjadi luar biasa kedepannya, dan saya bangga kepada mahasiswa bimbingan saya yang menjadi contoh untuk generasi muda lain untuk terus berkarya untuk Indonesia,” ujar Madi.