SuaraLampung.id - Mahasiswa Institut Teknologi Sumatera (ITERA) membuat alat distilasi atau penyulingan air laut menjadi air tawar dengan tenaga surya di Pulau Rimau, Lampung Selatan.
Pembuatan alat distilasi atau penyulingan air laut menjadi air tawar digagas mahasiswa ITERA karena masyarakat Pulau Rimau, Lampung Selatan, kesulitan mengakses air tawar.
Kegiatan pembuatan alat distilasi bagi warga Pulau Rimau, Lampung Selatan, adalah bagian dari pelaksanaan program kreativitas mahasiswa pengabdian masyarakat (PKM-PM) yang didukung Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Kemdikbud Ristek RI.
Pembuatan teknologi penyuling air laut tenaga surya tersebut dilakukan oleh Ahmad Rafi Apriliawan, Siti Muslimah, Andini Juliana yang merupakan mahasiswa Program Studi Teknik Sistem Energi ITERA, dan M. Fait Ali dari Prodi Teknik Material ITERA.
Baca Juga:13 Kali Selundupkan Ganja ke Jawa, Warga Aceh Ini Diringkus Petugas KSKP Bakauheni
Para mahasiswa dibimbing oleh dosen Program Studi Teknik Sistem Energi ITERA, Madi, S.T., M.T.
Mahasiswa ITERA membuat sebuah teknologi panel surya tipe monocrystalline berkapasitas 240 wp sebagai sumber energi pada alat penyuling air laut berukuran 40cm x 80cm x 15 cm dan mampu menampung 84 liter air laut.
Alat tersebut mampu menghasilkan sekitar 24 liter air bersih dalam satu hari.
Alat bekerja dengan menampung air laut ke dalam bak penampung, kemudian dilakukan proses penguapan dengan bantuan water heater.
Panel Surya bekerja sebagai sumber listrik water heater dengan bantuan inverter, yang kemudian akan menguapkan air laut menjadi air tawar yang dapat dimanfaarkan oleh masyarakat.
Baca Juga:Warga Lampung Selatan Tewas Tersengat Listrik Jebakan TIkus yang Dibuatnya Sendiri
Alat tersebut telah berhasil diterapkan di Pulau Rimau pada Sabtu, 07 Agustus 2021.
Salah satu mahasiswa, Ahmad Rafi Apriliawan menyebut, Pulau Rimau selama ini merupakan salah satu daerah di Lampung yang masyarakatnya masih sulit mengakses air tawar.
Lokasi permukiman warga yang sangat dekat dengan lautan membuat sumber air terasa sangat asin dan kurang bersih.
“Selama ini masyarakat setempat terkadang mendapatkan air tawar dari hasil tampungan air hujan yang digunakan untuk kehidupan sehari-hari,” ujar Rafi, Minggu, (8/8/2021) melalui siaran pers.
Hal itulah yang mendorong tim mahasiswa ITERA menciptakan teknologi panel surya untuk penyulingan air laut menjadi air tawar di pulau tersebut.
Mahasiswa ITERA tidak sekadar melakukan penerapan teknologi, akan tetapi juga mengedukasi masyarakat terkait pengenalan panel surya sebagai teknologi energi baru dan terbarukan.