Malang, Pedagang UMKM di Bandar Lampung Jadi Korban Orderan Fiktif di Masa PPKM

Setidaknya ada empat pedagang dan pegiat UMKM di Bandar Lampung yang menjadi korban order fiktif

Wakos Reza Gautama
Senin, 26 Juli 2021 | 14:13 WIB
Malang, Pedagang UMKM di Bandar Lampung Jadi Korban Orderan Fiktif di Masa PPKM
Umi Khulsum, korban orderan fiktif di Bandar Lampung. [Lampungpro.co]

SuaraLampung.id - Sejumlah pedagang dan pegiat UMKM di Bandar Lampung, mendapat orderan fiktif di masa PPKM level 4. 

Setidaknya ada empat pedagang dan pegiat UMKM di Bandar Lampung yang menjadi korban orderan fiktif di masa PPKM level 4. 

Para pedagang dan pegiat UMKM di Bandar Lampung ini menjadi korban orderan fiktif lewat media sosial. 

Pelaku order fiktir memesan nasi kotak, freezer, minuman, hingga makanan dalam jumlah banyak milik para pedagang dan pegiat UMKM di Bandar Lampung.

Baca Juga:Mahasiswa KKN UM Buat Katalog Produk untuk Promosikan UMKM Desa Sengguruh

Salah satu korban yakni Umi Khulsum mengatakan, pelaku ini awalnya memesan makanannya lewat media Whatsapp pada Sabtu (24/7/2021) malam.

Pelaku pemesan order fiktif mengatasnamakan Husein, yang meminta diantarkan ke depan Masjid Al-Mabrur, Jalan Gunung Agung, Kupang Kota, Telukbetung Utara, Bandar Lampung.

"Pelaku ini minta orderan ke saya 180 nasi kotak ayam kecap, dengan rinciannya 150 seharga Rp8 ribu dan 30 kotak seharga Rp12 ribu. Sabtu malam dia memesan, lalu saya Minggu siangnya, saat saya di jalan, pelaku mengirimkan foto gambar masjid," kata Umi Khulsum saat ditemui awak media, Senin (26/7/2021) dilansir dari Lampungpro.co--media jaringan Suara.com.

Sesampainya di Masjid Al-Mabrur, pelaku kemudian memblokir nomor korban, sehingga tidak bisa lagi dihubungi.

Namun sebelum diblokir, pelaku sempat bilang sedang berada di laut. Kemudian korban sempat menunggu sebentar di masjid dan bertanya ke warga sekitar.

Baca Juga:Abai Prokes, Warga Beraktivitas di Pasar Tradisional Bandar Lampung Tidak Pakai Masker

"Memang di lokasi ada yang namanya Husein dan alamatnya benar, tapi dia merasa tidak memesan apapun. Bahkan yang bersangkutan, tidak mengenali nomor telepon yang pesan," ujar Umi Khulsum.

Tidak berselang lama, Umi bertemu pedagang lainnya yang turut menjadi korban di masjid tersebut.

Rata-rata yang menjadi korban ini, menjual dagangannya lewat media sosial Facebook. Para korban juga menjualkan dagangannya tanpa uang muka, karena biasanya para pemesan dapat dipercaya.

"Saya lalu terdiam dan memikirkan nasi sebanyak itu mau dikemanakan. Tapi ada sebagian warga yang membantu membelinya, tapi sisanya saya kasih ke panti asuhan. Atas hal ini saya mengalami kerugian hingga Rp1 jutaan," jelas Khulsum.

Atas kejadian ini, korban belum melaporkan ke pihak kepolisian karena mengaku sudah ikhlas dan menjadi pelajaran berikutnya.

Meski demikian, pihak Polresta Bandar Lampung, sudah mendatangi rumah korban Umi Khulsum untuk memastikan benar tidaknya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini