Peneliti Akui GeNose C19 Bisa Munculkan Hasil Palsu saat Deteksi COVID-19

memastikan agar tata cara penggunaan alat Genose C19 sesuai dengan SOP

Wakos Reza Gautama
Kamis, 24 Juni 2021 | 09:21 WIB
Peneliti Akui GeNose C19 Bisa Munculkan Hasil Palsu saat Deteksi COVID-19
Ilustrasi penggunaan alat tes Covid-19 GeNose. Alat GeNose C19 bisa memunculkan hasil positif atau negatif palsu. [Antara]

"Sebagai pengembang GeNose C19, tim peneliti juga telah menyiapkan mekanisme pemantauan penggunaan alat, pemutakhiran perangkat kecerdasan buatan (AI). Secara berkala dan berkelanjutan serta terus disampaikan melalui produsen maupun distributor," kata Hakim.

Saat ini alat tersebut tengah menjalani proses validitas eksternal yang melibatkan tiga universitas. Uji validitas eksternal merupakan bagian dari post-marketing analysis, yakni ketika GeNose C19 sudah digunakan oleh masyarakat umum yang bertujuan untuk menambah data dan memperkuat kerja AI.

"Selain itu, uji validitas eksternal merupakan bagian dari kelanjutan pengembangan serta kepatuhan terhadap regulasi yang berlaku, setelah alat kesehatan mendapat izin edar untuk penggunaan," katanya.

Ia menyebutkan pakar di tiga universitas, yakni Universitas Andalas, Universitas Indonesia (UI), dan Universitas Airlangga (Unair) menjadi penguji independen alat GeNose C19, di mana ethical clearance sudah keluar untuk UI dan Unair.

Baca Juga:Heboh! Tolak Pakai Masker, Pria Ini Sebut Covid-19 Telah Berakhir

Persetujuan etik bertujuan untuk memastikan penelitian GeNose C19 bekerja sesuai kaidah ilmiah. Seluruh penelitian yang menggunakan manusia sebagai subjek penelitian harus mendapatkan ethical clearance atau keterangan lolos kaji etik.

Uji validitas eksternal telah dimulai sejak April 2021 di Universitas Andalas. Selanjutnya, Rumah Sakit UI memulai tahap uji tersebut pada Juni. Kemudian, Unair dan RSUPN dr. Cipto Mangunkusumo (RSCM) akan mulai uji validitas eksternal GeNose C19 pada akhir Juni 2021.

Periode uji validitas berlansung empat sampai enam bulan, tergantung perjanjian dengan masing-masing institusi tersebut.

"Hasil uji validitas belum keluar, karena prosesnya masih berjalan," tutur Hakim.

Hakim juga mengajak para pengguna dan operator GeNose C19 untuk bersama-sama menjaga performa alat ini sebagai satu-satunya alat diagnostik COVID-19 berbasis embusan napas.

Baca Juga:Tompi: Bunk Jerinx, Nggak Ada Gunanya Kita Berantem

"Tim pengembang akan terus menyempurnakan SOP penggunaan GeNose C19 agar lebih mudah dipahami dan lebih antisipatif terhadap kesalahan operasional, yang tanpa disengaja dapat mempengaruhi performa alat," ujar Hakim.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini