Yusril Sindir Tampang Ndeso Jokowi, Bandingkan dengan Bung Karno

menurut Yusril, tidak ada pengaruh wajah orang itu dengan kebijakan-kebijakan yang dilakukan

Wakos Reza Gautama
Kamis, 25 Februari 2021 | 07:20 WIB
Yusril Sindir Tampang Ndeso Jokowi, Bandingkan dengan Bung Karno
Ilustrasi Presiden Jokowi. Yusril Ihza Mahendra membandingkan tampang Jokowi dengan Bung Karno. [YouTube]

SuaraLampung.id - Ahmad Dhani mengunggah pidato Pakar Hukum Tata Negara Yusril Ihza Mahendra di YouTube Video Legend. Dalam video itu, Yusril Ihza Mahendra menyindir mengenai sosok Presiden. 

Yusril memang tidak menyebutkan nama presiden yang dimaksud. Namun dari kalimat ia lontarkan, Yusril seperti menyindir sosok Presiden Joko Widodo (Jokowi). 

Pidato Yusril Ihza Mahendra itu diduga terjadi jelang pemilu 2019. Ia menyampaikan pidato itu di hadapan warga di Medan, Sumatera Utara. 

Acara itu dihadiri Amien Rais, Gatot Nurmantyo dan para tokoh lain. Dalam pidatonya, Yusril mengatakan, agama dan negara tak bisa dipisahkan. 

Baca Juga:Apa Beda Kerumunan Presiden Jokowi di NTT dengan Kasus Rizieq Shihab?

"Bahkan Presiden Jokowi mengatakan agama dan negara harus dipisahkan. Ga bisa. Itu ga paham sejarah pembentukan negara kita ini," ujar Yusril dilansir dari YouTube Video Legend berjudul "Pak Jokowi dan Bu Mega harus dengar apa kata Yusril Ihza Mahendra !!"

"Tidak mungkin kita pisahkan Islam dari politik. Jangan ada lagi yang mengatakan kami tidak mau ikut politik," lanjut Yusril. Ia mencontohkan mengenai pembubaran HTI. 

Selama ini HTI tidak mau ikut dalam politik praktis di Indonesia karena menganggap sistem demokrasi adalah taghut. Namun, kata Yusril, begitu Presiden Jokowi mengeluarkan Perppu membubarkan HTI, pihak HTI tidak berkutik. 

"Segudang kepintaran itu, tidak ada artinya dibanding dengan segenggam kekuasaan," kata Yusril.

"Presiden itu walaupun goblok. Saya ga sebut namanya siapa. Saya ga bilang siapa-siapa. Ini presiden dalam artian umum. Walaupun orangnya itu goblok, segoblok-gobloknya dia presiden. Kami-kami ini, saya, Pak Amien, yang mengaku pintar ini, ga ada apa-apanya. Kita bukan siapa-siapa" ujar Yusril.

Baca Juga:30 Rumah Terdampak Tanggul Citarum Jebol, Jokowi: Perbaiki Secepatnya

"Segoblok-goblok presiden, dia presiden. Dipanggil Panglima TNI. Hari ini saudara saya pecat. Berhenti itu Panglima TNI. Ga bisa ngelawan. Tanya itu Pak Gatot sebelah saya ini," lanjutnya. 

"Jadi jangan kita ini pikir, ini orang tampangnya sederhana, tampangnya wong ndeso, sudahlah pilih jadi presiden. Jangan pilih Pak Yusril orangnya borjuis. Bajunya kaya Teuku Melayu," kata Yusril. 

Karena itu menurut Yusril, tidak ada pengaruh wajah orang itu dengan kebijakan-kebijakan yang dilakukan. Ia lalu mencontohkan proklamator Bung Karno.

Menurut Yusril Ihza Mahendra tampang Bung Karno itu tidak merakyat. Penampilan Bung Karno selalu mewah dan mentereng.

"Pakai jas putih mentereng, sepatunya mengkilat, kacamatanya yahud merek kerebet zaman dulu itu. Pecinya bagus. Bung Karno gagah. Pakai mobil bak terbuka. Hobinya koleksi barang-barang antik, patung, lukisan. Siapa bilang Bung Karno merakyat? Ga merakyat tampangnya itu. Tapi siapa yang mengatakan Bung Karno itu tidak pro rakyat? Lha yang sekarang ini?" kata Yusril. 

"Tidak ada hubungannya wajah itu. Lahh katanya saya ini dibilang diktator wong tampang saya ini tampang wong ndeso. Ga ada urusannya tampang ndeso ga ndeso bisa saja diktator, tampang ndeso tidak ndeso bisa aja pro asing tidak pro pada rakyatnya sendiri," tegas dia lagi. 

"Jadi pesan saya kepada kita semua jangan lupakan politik ini. Pak Amien tadi mengatakan, nih 2019 sudah dekat. Pilkada sudah dekat di Sumut. Jangan kita diam-diam aja. Adem ayem aja," pesan Yusril. 

Pidato Yusril mengenai tampang wong ndeso ini tampaknya menyindir Presiden Jokowi. Di tahun 2017, Jokowi pernah menanyakan ke wartawan apakah tampangnya yang disebut wong ndeso terlihat seperti diktator. 

Tudingan Jokowi diktator menggema ketika Jokowi mengeluarkan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang Undang Nomor 2 Tahun 2017 tentang Organisasi Kemasyarakatan atau Perpu Ormas. Akibat keluarnya Perppu itu ormas HTI dibubarkan karena dinilai bertentangan dengan Pancasila. 

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini