Ternyata saat itu ada satu posisi wakil komandan batalyon yang dijabat perwira satu angkatan dengan SBY.
Dia dalah Mayor Infanteri Rachmat Suhardi, Wakil Komandan Batalyon Infanteri 744. Yonif 744 adalah batalyon pemukul Kodam Udayana di Timor Timur.
Selain karena wakil Komandan Batalyon nya teman satu angkatan SBY, ada hal lain yang dirasa cocok untuk SBY menempati jabatan Komandan Batalyon itu.
SBY dirasa pas memimpin pasukan di Batalyon Infanteri 744 di yang berada di daerah operasi.
Baca Juga:Jokowi Sudah Mantap Pilih Calon Kapolri, Istana: Tinggal Tunggu Waktunya
Prajurit di daerah operasi seperti Timor Timur harus sering dilatih. Sementara SBY memiliki kemampuan sebagai pelatih andal.
Ternyata langkah SBY untuk menjadi komandan batalyon, sedikit terganjal. Sejumlah pejabat di lingkungan Kodam Udayana meragukan kemampuan SBY untuk memimpin batalyon infanteri 744.
Para pejabat Kodam Udayana meragukan kemampuan SBY yang dianggap masih yunior.
Saat menghadap Asisten Personel Kodam Udayana, SBY dicecar pertanyaan bertubi-tubi.
Asisten Personel Kodam Udayana mempertanyakan tingkat kemampuan dan kualifikasi SBY.
Baca Juga:Jago di Dapur, Aksi SBY Masak Kupat Tahu Khas Pacitan Jadi Sorotan
Kepala Staf Kodam Udayana, Brigjen Wismoyo Arismunandar juga meragukan SBY memimpin batalyon di daerah operasi.
Apalagi saat SBY menghadap Wismoyo. Wismoyo kaget melihat penampilan fisik SBY.
Fisik SBY dengan kulit kuning bersih membuat Wismoyo heran.
Bagi Wismoyo, seorang perwira lapangan di daerah operasi, berkulit hitam legam karena terbakar terik panas matahari.
Karena itu Wismoyo benar-benar ragu dengan sosok SBY.
“Danyon kok kulitnya kuning. Danyon itu harus hitam. Kalau tidak, nanti diragukan anak buah,” kata Brigjen Wismoyo ke SBY.