“Kami bekerja maksimal untuk mengungkap pelaku. Ini bukan hanya soal penegakan hukum, tapi juga soal rasa keadilan bagi korban dan keluarganya,” ujar AKBP Yusriandi.
Tragedi ini pun mengguncang warga sekitar yang tak pernah menyangka bahwa kebun yang biasanya tenang dan sunyi, justru menjadi lokasi kekejaman yang luar biasa.
Masyarakat kini dihantui rasa takut dan berharap polisi segera menemukan siapa dalang di balik pembunuhan sadis ini.
Kematian Siti Sulasih menjadi peringatan keras bahwa bahkan tempat yang dianggap aman bisa menjadi arena maut bila pengawasan dan keamanan lengah.
Kematian tragis Siti Sulasih tak hanya meninggalkan luka mendalam bagi keluarga, tetapi juga menggugah kesadaran kolektif warga Desa Rulung Raya akan pentingnya keamanan di wilayah mereka.
Sosok Siti yang selama ini dikenal sebagai perempuan sederhana, pekerja keras, dan tak pernah terlibat konflik, kini menjadi simbol ketidakadilan yang nyata di tengah masyarakat pedesaan.
Banyak warga yang mengaku masih sulit percaya bahwa kebun karet—yang sehari-hari menjadi sumber penghidupan bagi banyak orang—bisa menjadi tempat berakhirnya hidup seorang perempuan dalam kondisi yang begitu mengenaskan.
Para ibu kini mulai khawatir melepas anak-anak atau keluarganya ke kebun tanpa ditemani.
Sementara para suami dan kepala keluarga mulai mendesak pemerintah desa agar segera memasang lampu penerangan, pos keamanan, atau bahkan CCTV di titik-titik rawan.
Baca Juga: Aksi Kejar-kejaran Maut di Lampung, Pencuri Mobil Tembaki Polisi di Jalan Lintas Sumatera
Namun di balik itu semua, satu harapan besar kini menggantung di pundak kepolisian: pelaku harus segera tertangkap dan diadili seadil-adilnya.
Sebab, keadilan bagi Siti Sulasih bukan hanya tentang membalas kejahatan, tetapi juga tentang mengembalikan rasa aman bagi seluruh warga yang kini hidup dalam bayang-bayang teror.
Bagaimana menurut kalian atas peristiwa kriminal ini?
Berita Terkait
-
Aksi Kejar-kejaran Maut di Lampung, Pencuri Mobil Tembaki Polisi di Jalan Lintas Sumatera
-
Korupsi Bansos Diduga Pemicu Kerusuhan di Lampung Tengah, 10 Ton Beras Raib!
-
Di Antara Kabut Batu Tegi: Petani, Konservasi, dan Jalan Panjang Menuju Harmoni
-
Warga Lampung Wajib Tahu! Masuk SMA/SMK Kini Pakai SPMB, Ini 4 Jalur Pendaftarannya
-
Lampung Jadi Lumbung PMI: Target Kirim 30 Ribu Pekerja Per Tahun, Ini Strategi Pemerintah
Terpopuler
- Pemain Keturunan Rp260,7 Miliar Bawa Kabar Baik Setelah Mauro Zijlstra Proses Naturalisasi
- 4 Link Video Syur Andini Permata Bareng Bocil Masih Diburu, Benarkah Adik Kandung?
- 41 Kode Redeem FF Terbaru 10 Juli: Ada Skin MP40, Diamond, dan Bundle Keren
- 4 Rekomendasi Sepatu Running Adidas Rp500 Ribuan, Favorit Pelari Pemula
- Eks Petinggi AFF Ramal Timnas Indonesia: Suatu Hari Tidak Ada Pemain Keturunan yang Mau Datang
Pilihan
-
6 Rekomendasi HP Murah Rp 1 Jutaan RAM 8 GB Memori 256 GB, Pilihan Terbaik Juli 2025
-
Prediksi Oxford United vs Port FC: Adu Performa Ciamik di Final Ideal Piala Presiden 2025
-
Ole Romeny Kena Tekel Paling Horor Sepanjang Kariernya, Pelatih Oxford United: Terlambat...
-
Amran Sebut Produsen Beras Oplosan Buat Daya Beli Masyarakat Lemah
-
Mentan Bongkar Borok Produsen Beras Oplosan! Wilmar, Food Station, Japfa Hingga Alfamidi Terseret?
Terkini
-
5 Sepatu Lari New Balance dengan Harga Terjangkau, Kualitasnya Juara
-
Residivis Sesumbar tak Bisa Ditangkap Polisi karena Punya Ilmu Belut Putih, Fakta Berkata Lain
-
Lampung Genjot Pariwisata Desa: 20 Juta Wisatawan Jadi Target
-
Gunung Anak Krakatau Kini Bisa Dikunjungi Sepanjang Tahun! Siap Berpetualang?
-
BRI Dorong UMKM Tanaman Hias Naik Kelas Lewat Klasterkuhidupku