SuaraLampung.id - Institut Teknologi Sumatera (Itera) menambah dua guru besar baru dari Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota (PWK) Fakultas Teknologi Infrastruktur dan Kewilayahan (FTIK).
Rektor Itera Prof I Nyoman Pugeg Aryantha berharap penambahan dua guru besar ini dapat mempercepat akselerasi perkembangan Itera ke depan, karena telah membuka jaringan nasional dan internasional.
Kedua guru besar tersebut adalah Prof Harkunti Pertiwi Rahayu, Ph.D., Guru Besar Bidang Pengurangan Risiko Bencana dalam Perencanaan Pembangunan, dan Prof Ibnu Syabri, B.Sc., M.Sc., Ph.D., dengan keahlian di bidang infrastruktur berkelanjutan.
"Kedua guru besar tidak hanya berprestasi dalam bidang keilmuan, tetapi juga berkontribusi nyata dalam riset dan pengembangan strategis yang relevan dengan tantangan zaman, khususnya dalam bidang perencanaan wilayah dan kota," katanya.
Baca Juga: Kapan Hari Raya Idul Fitri 2025? Ini Prediksi Ilmuwan Itera
Kepala Badan Pengelolaan Sumber Daya Provinsi Lampung Muhammad Alhusnuriski, menyebut penambahan dua guru besar Itera sebagai pencapaian yang membanggakan, tidak hanya bagi Itera tetapi juga bagi Provinsi Lampung.
“Kita bersyukur, Lampung memiliki mercusuar intelektual seperti Itera. Sebuah perguruan tinggi yang masih muda namun telah melahirkan inovasi dan sumber daya unggul,” kata dia.
Dalam orasi ilmiah pertamanya, Prof Harkunti Pertiwi Rahayu, Ph.D., mengangkat tema Membangun Ketangguhan Bangsa melalui Pengarusutamaan Pengurangan Risiko Bencana dalam Perencanaan Wilayah dan Kota.
"Pentingnya integrasi prinsip pengurangan risiko bencana (PRB) ke dalam kebijakan tata ruang dan pembangunan untuk mencegah kerentanan baru di tengah meningkatnya intensitas bencana," kata dia.
Prof. Harkunti juga membahas isu kritis seperti penguatan sistem peringatan dini yang inklusif bagi penyandang disabilitas, konvergensi PRB-API (adaptasi perubahan iklim) sebagai pendekatan holistik berbasis bukti (evidence-based).
Baca Juga: Mahasiswa Itera Tewas di Kampus, Diduga Tersambar Petir Saat Hujan Deras
"Serta pengarusutamaan PRB dari pendekatan berbasis hazard menuju pendekatan berbasis proyek," kata dia.
Berita Terkait
-
Usai Kasus Predator Seks Guru Besar hingga Mahasiswi KKN Dihamili, Ini Dalih Kemen PPPA Gandeng UGM
-
Menteri Arifah Minta Kampus Lain Contoh UGM, Pecat Langsung Guru Besar Pelaku Pelecehan
-
Cabuli Mahasiswi, Mendiktisaintek Ungkap soal Status ASN Eks Guru Besar UGM Edy Meiyanto
-
Kecam Aksi Pelecehan Eks Gubes UGM, PKB Desak Gelar Guru Besarnya Dicabut
-
Komnas HAM Tegaskan Guru Besar UGM dan Dokter Residen Pelaku Pelecehan Harus Dihukum Lebih Berat!
Terpopuler
- Ungkap Alasan Dukung Pemakzulan Gibran, Eks KSAL: Dia Enggak Masuk, Saya Ingin yang Terbaik!
- Selamat Datang Pascal Struijk di Timnas Indonesia, Ini Bisa Bikin China Ketar-ketir
- 25 Kode Redeem FF Terbaru 2 Mei 2025: Klaim Token SG2 hingga Skin Senjata Menarik
- Kapan Pinjol Legal Hadir di Indonesia? Jumlahnya Makin Menjamur, Galbay Bisa Dipenjara!
- Hercules Minta Maaf ke Jenderal Sutiyoso, Tapi Tidak ke Gatot Nurmantyo: Saya Tak Takut Sama Anda!
Pilihan
-
Kapten PSM Makassar Murka: Sebut Sepak Bola Indonesia Penuh Korupsi
-
Yuran Fernandes Olok-olok Sepak Bola Indonesia: Level dan Korupsinya Sama!
-
Kumpulan Catatan Buruk Maarten Paes Jelang Lawan China dan Jepang
-
LENGKAP! Ini Cerita Penemuan Mayat Wanita Dicor di Wonogiri, Semua Bermula dari....
-
Bertemu Wali Kota, Persis Solo Bahas Program Jangka Panjang hingga Training Center