SuaraLampung.id - Sebanyak 13 desa atau kelurahan di Provinsi Lampung menjadi pilot project daerah percontohan Indonesia disaster resilience initiative project (Idrip) atau proyek inisiatif ketangguhan bencana Indonesia.
Rinciannya enam desa berada di Lampung Selatan yaitu Desa Banding Rajabasa, Kalianda, Rangai Tri Tunggal Katibung, Sukaraja Rajabasa, Tarahan Katibung, dan Way Muli Kalianda.
Sisanya tujuh lokasi berada di Bandar Lampung yaitu Kelurahan Bumi Waras, Kangkung, Karang Maritim, Panjang Selatan, Panjang Utara, Srengsem, dan Way Lunik.
Direktur Pemetaan dan Evaluasi Risiko Bencana BNPB, Udrekh mengatakan, saat ini baru ada 13 desa di Lampung yang ditetapkan daerah Idrip karena keterbatasan anggaran.
Baca Juga: Langkah Polisi Usut Kasus Jasad Bayi Dimakan Anjing di Sabah Balau
"Kami inisiasi daerah percontohan tiap kabupaten/kota dipilih enam desa/kelurahan, namun ini diharapkan kedepannya bisa bertambah, dengan adanya anggaran baik dari pusat maupun dari daerah sendiri," kata Udrekh saat sosialisasi kajian risiko bencana tsunami dan program Idrip di Novotel Lampung, Kamis (30/11/2023) dikutip dari Lampungpro.co--jaringan Suara.com.
Menurutnya, program Idrip perlu disosialisasikan agar bisa memberikan pengetahuan berkaitan risiko tsunami di daerah Lampung, hingga berbagai hasil kajian yang dilakukan BNPB yang bersifat detail.
"Kajian yang kami bangun bersifat skala detail, ini harus dikuatkan dan menghasilkan peta dalam skala rinci bisa mengetahui kondisi baik bahaya, kerentanan, kapasitas, sampai risiko bencana," ujar Udrekh.
Adanya sosialisasi tersebut, diharapkan menjadi acuan untuk mengetahui seberapa jauh bisa memahami risiko di beberapa daerah, sehingga bisa menjadi contoh bahan perencanaan.
"Apakah fasilitas yang sudah ada saat ini sudah memadai untuk bisa melakukan jaminan keselamatan kepada masyarakat atau masih perlu dikembangkan," kata dia.
Baca Juga: Diusir dari Lahan Garapan, Petani Register 38 Gunung Balak Ngadu ke Kantor BPN Lampung
Sebab dari data yang dihasilkan BNPB ini, mampu menjelaskan kondisi saat ini berapa persen masyarakat yang bisa diselamatkan, sehingga akan ada rekomendasi-rekomendasi yang mampu digunakan untuk membangun jalur evakuasi, evaluasi vertikal, rambu,dan lainnya untuk bisa menghasilkan kondisi tanpa ada masyarakat yang meninggal karena tsunami.
Berita Terkait
-
Ngaol, Surga Alami di Tengah Perbukitan Merangin Jambi
-
5 Fakta Desa Wisata Malasigi Papua Curi Perhatian di CFD Jakarta, Kini Bawa Pulang Piala ADWI 2024
-
Bangga! Menpar Widiyanti Umumkan 2 Desa Indonesia Ini Jadi Desa Wisata Terbaik Dunia
-
4 Film Maudy Effrosina Pacar Fadly Faisal, Terbaru Badarawuhi di Desa Penari
-
Imabsi Gelar Kelas Karya Batrasia ke-6, Bahas Repetisi dalam Puisi
Terpopuler
- Kejanggalan LHKPN Andika Perkasa: Harta Tembus Rp198 M, Harga Rumah di Amerika Disebut Tak Masuk Akal
- Marc Klok: Jika Timnas Indonesia Kalah yang Disalahkan Pasti...
- Niat Pamer Skill, Pratama Arhan Diejek: Kalau Ada Pelatih Baru, Lu Nggak Dipakai Han
- Datang ke Acara Ultah Anak Atta Halilintar, Gelagat Baim Wong Disorot: Sama Cewek Pelukan, Sama Cowok Salaman
- Menilik Merek dan Harga Baju Kiano saat Pesta Ulang Tahun Azura, Outfit-nya Jadi Perbincangan Netizen
Pilihan
-
Harga Emas Antam Terbang Tinggi Jelang akhir Pekan, Tembus Rp1.520.000/Gram
-
Dinilai Hina Janda, Ridwan Kamil Kena Semprot Susi Pudjiastuti: Mau Omong Apa?
-
5 HP Samsung Rp 1 Jutaan dengan Kamera 50 MP, Murah Meriah Terbaik November 2024!
-
Profil Sutikno, Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta yang Usul Pajak Kantin Sekolah
-
Tax Amnesty Dianggap Kebijakan Blunder, Berpotensi Picu Moral Hazard?
Terkini
-
Seniman Lampung Berprestasi Bakal Diganjar Anugerah Seni 2024
-
Distribusi Logistik Pilkada Bandar Lampung Dimulai H-3 Pemungutan Suara
-
IKM Lampung Didorong Tangkap Peluang Emas Pariwisata Pasca Pandemi
-
Komplotan Asal Lampung Utara Kuras ATM hingga Rp 2 Miliar Modal Tusuk Gigi
-
Jalan Tertutup Longsor di Lemong Pesisir Barat, Polisi & Warga Kerja Bakti