SuaraLampung.id - Kelompok Wanita Tani (KWT) Srirejeki Adiporo, Trimurjo, Kabupaten Lampung Tengah, Lampung, siap memenuhi permintaan ekspor 10.500 tanaman hias jenis Aglomena ke Turki.
"Untuk permintaan ekspor sudah ada ke Turki sebanyak 10.500 bibit Aglomena. Sekarang kami sedang melakukan proses pengemasan," kata Ketua KWT Srirejeki Adiporo Margiono, di Lampung Tengah, Lampung, Minggu.
Guna memenuhi permintaan ekspor tanaman hias tersebut melibatkan 99 orang petani yang tergabung dalam KWT serta bibit Algomena dari kabupaten lainnya.
"Tentunya dengan adanya permintaan ekspor ini dampak yang dirasakan oleh petani yakni kuantitas barang yang dikeluarkan, biasanya dalam sebulan hanya 100 hingga 200 bibit sekarang ribuan, artinya penjualan petani pun lebih banyak," ujarnya.
Baca Juga: 5 Gadis di Lampung Sebulan Disekap dan Diperkosa 7 Pria, Tiap Hari Dipaksa Layani Minimal 10 Orang
Subkoordinator Karantina Tumbuhan, Balai Karantina Pertanian Lampung, Irsan Nuhantoro menggatakan tanaman hias memiliki peluang ekspor yang cukup besar karena banyaknya permintaan dari negara-negara tujuan.
Dengan adanya permintaan yang cukup banyak pada Algomena, tentunya hal tersebut akan menambah nilai jual tanaman hias tersebut, sehingga akan menambah pengahasilan dari para petani.
"Satu bibit atau satu batang Algomena akan dihargai Rp5.000, sebelumnya para petani hanya menjualnya Rp3.000 jadi ada keuntungan Rp2.000," kata dia.
"Ke depan dengan adanya tempat karantina mandiri tumbuhan akan memberikan kelonggaran dan mempercepat proses ketika akan diekspor, sehingga nanti kami tinggal cetak sertifikat saja," kata dia.
Divisi Eksportir Asosiasi Tanaman Hias Indonesia Bonar Martua Sitorus, mengungkapkan bahwa untuk saat ini tanaman hias Lampung yang baru didaftarkan untuk bisa diekspor hanya Algomena dahulu.
Baca Juga: Tari Melinting Khas Lampung Timur akan Ditampilkan pada HUT ke-77 RI di Istana Negara
"Potensi ekspor tanaman hias dari sejumlah varietas di Indonesia sangat besar. Bahakan kami sudah melakukan riset di bebebrapa negara Eropa dan Timur Tengah bahwa tanaman hias ini nilainya cukup tinggi, tetapi kita selalu kalah dari negara lain karena masalah perizinan yang lama," katanya.
Berita Terkait
-
Seruit Bukan Satu-satunya, Ini 6 Kuliner Lampung yang Siap Manjakan Lidahmu
-
Libur Lebaran di Lampung? Ini 6 Destinasi Wisata Seru yang Wajib Dikunjungi
-
Seorang Polisi Jadi Korban Begal di Cikarang, Honda Scoopy Miliknya Dibawa Kabur
-
KSAD Maruli Ungkap Nasib 2 Prajurit Penembak Mati 3 Polisi di Lampung: Kemungkinan Dipecat!
-
Jenderal Maruli: Pemecatan Pelaku Penembakan 3 Polisi Tunggu Vonis Pengadilan
Terpopuler
- Jadwal Pemutihan Pajak Kendaraan 2025 Jawa Timur, Ada Diskon hingga Bebas Denda!
- Pemain Keturunan Maluku: Berharap Secepat Mungkin Bela Timnas Indonesia
- Marah ke Direksi Bank DKI, Pramono Minta Direktur IT Dipecat hingga Lapor ke Bareskrim
- 10 Transformasi Lisa Mariana, Kini Jadi Korban Body Shaming Usai Muncul ke Publik
- Jawaban Menohok Anak Bungsu Ruben Onsu Kala Sarwendah Diserang di Siaran Langsung
Pilihan
-
Dari Lapangan ke Dapur: Welber Jardim Jatuh Cinta pada Masakan Nusantara
-
Dari Sukoharjo ke Amerika: Harapan Ekspor Rotan Dihantui Kebijakan Kontroversial Donald Trump
-
Sekantong Uang dari Indonesia, Pemain Keturunan: Hati Saya Bilang Iya, tapi...
-
Solusi Pinjaman Tanpa BI Checking, Ini 12 Pinjaman Online dan Bank Rekomendasi
-
Solusi Aktivasi Fitur MFA ASN Digital BKN, ASN dan PPPK Merapat!
Terkini
-
Silaturahmi Berujung Maut: Pria di Lampung Tengah Nyaris Tewas Dikeroyok karena Utang
-
Bulog Lampung Kewalahan! Target Serapan Gabah Melonjak Drastis, Gudang Tak Cukup?
-
Dianggap Jadi Penyebab Banjir, Rumah Warga di Campang Jaya Dibeli Pemkot Bandar Lampung
-
Operasi Ketupat Krakatau 2025: Angka Kecelakaan Turun Drastis Selama Mudik Lebaran
-
Korupsi Beras SPHP: Kejaksaan Sita Barang Bukti dari Kantor Bulog Lampung Selatan