SuaraLampung.id - Harga rajungan yang merosot hingga 55 persen dan hasil tangkap rajungan hingga 45 persen 40 persen, menjadi persoalan yang disampaikan kepada nelayan pesisir Kecamatan Labuhan Maringgai di hadapan anggota DPR RI Komisi IV dan Direktur Pengawasan Pengelolaan Sumber Daya Perikanan.
"Persoalan alat tangkap trol menjadi penyebab menurunnya hasil tangkap rajungan, kami sebagai nelayan tradisional mohon kepada pihak berwenang agar menindak tegas keberadaan trol yang ada di wilayah Laut Labuhan Maringgai," ungkap Hasan Ubaidilah, di hadapan Anggota DPR RI Komisi IV dan Direktur Pengawasan Pengelolaan Sumber Daya Perikanan, Sabtu (2/7/2022) sore di Balai Desa Margasari, Kecamatan Labuhan Maringgai, Lampung Timur.
Ubaidilah mengaskan hasil tangkap rajungan sudah terjadi sejak tiga tahun terakhir menurun mencapai 40 persen, nelayan tersebut memberikan penjelasan dalam satu hari bisa mendapat 10 kilo rajungan. Saat ini nelayan dengan alat tangkap tradisional untuk mendapat 5 kilo rajungan sangat berat.
"Jika tetap ada pembiaran dari instansi terkait, atas maraknya nelayan trol yang bebas beroperasi maka kondisi laut Labuhan Maringgai dalam jangka waktu yang panjang akan berdampak buruk terhadap pertumbuhan satwa laut".Kata dia.
Baca Juga: Di Sumsel Tak Ditemukan Historis Ganja Untuk Pangan, Sebagai Obat Lebih Mengenal Candu
Pengusaha pedaging rajungan, Yanti mengaku penurunan harga rajungan super dari nelayan biasanya 110 ribu saat ini cuma 47 ribu per kilo, anjloknya harga rajungan kata dia, sudah berjalan sejak Mei 2022.
"Memang benar kami beri dari nelayan murah tapi kami jual k perusahaan juga murah bahkan sekarang perusahaan tempat kami bermitra selain membeli murah juga mengurangi kuota pembelian entah apa alasan nya kami tidak tau," ucap Yanti.
Dengan fenomena anjloknya harga rajungan hingga 50 persen, Yanti sebagai pengusaha pedaging rajungan mengurangi penjualan ke perusahaan.
Solusi yang diambil Yanti menjual rajungan mentah ke wilayah Bangka Belitung, hal itu di lakukan untuk agar dirinya tetap bisa melakukan usaha dan tidak menutup usahanya secara total.
Yanti menutup total usahanya bukan dirinya yang mengalami kerugian karena kehilangan usahanya, namun juga berdampak pada puluhan pekerja di tempatnya, seperti para pekerja pengupas rajungan, dan pekerja perebus rajungan.
Baca Juga: Tata Niaga Bokar di Sumsel Picu Monopoli, KPPU: Dikendalikan Asosiasi
"Maka saya menyiasati tidak hanya mengirim daging rajungan tapi sekarang saya juga menjual rajungan mentah, agar usaha kami tidak tutup,"terang Yanti.
Yanti juga mengakui penurunan produksi hasil tangkap rajungan berangsur menurun penyebabnya yakni maraknya jaring trol yang bebas beroperasi di wilayah Laut Lampung Timur, dan banyak nelayan trol dari wilayah jawa ke pesisir Lampung Timur.
Direktur Pengawasan Pengelolaan Sumber Daya Perikanan, Drama Panca Putra mengatakan kalau sumberdaya menurun pasti habitat ekosistemnya terganggu dan itu disebabkan exsploitasinya tidak tepat, misal seperti jaring trol dan bom ikan.
Drama juga mengakui jaring trol marak di wilayah Lampung terutama yang menjadi sorotan pesisir Lampung Timur. Drama sebenarnya sudah lama trol di larang dan sudah berkali kali di lakukan oprasi, dan sebenarnya sudah ada alat tangkap sejenis trol nama nya pukat ikat dan jaring tersebut bisa di gunakan tapi harus di bawah 12 mil dari bibir pantai.
"Kalau jaring trol memang bisa mengeruk habitat laut dalam ukuran sangat kecil bahkan telur telur ikan dan sejenisnya bisa terjaring sehingga berdampak pada berbagai habitat laut".Ujar Drama.
Pada prinsipnya, kata Drama, Pengawasan Pengelolaan Sumber Daya Perikanan terus menghimbau semua nelayan untuk tidak menggunakan trol dan akan terus melakukan oprasi, terutama daerah daerah rawan jaring trol seperti wilayah Lampung Timur.
"Hasil pantauan kami pesisir Labuhan Maringgai ini menjadi perhatian kami, jika dengan cara persuasif tetap tidak bisa di indahkan akan kami lakukan oprasi besar nanti". Tegas Direktur Pengawasan Pengelolaan Sumber Daya Perikanan, Drama Panca Putra.
Sementara persoalan menurunnya harga rajungan hingga 50 persen, Anggota DPR RI dari Komisi IV, Hanan A Razak, hanya memberikan penjelasan bahwa penurunan harga hanya mekanisme pasar.
Dan rajungan merupakan makanan yang banyak di konsumsi oleh orang orang yang masuk ekonominya menengah ke atas. Dan jika tingkat penikmat rajungan menurun tentu berdampak pada pasar, dan rajungan tidak bisa di simpan dalam waktu lama seperti komoditas pertanian maka resikonya tetap harus di jual dengan harga rendah jika pasar nasional melemah.
Rajungan menurutnya makanan tingkat ekspor masuk pasar nasional, jika permintaan ekspor menurun tentu dijual di pasar lokal yang harganya pun tidak bisa menyamai dengan pasar ekspor.
"Persoalan nya apa jika terjadi permintaan pasar ekspor menurun kami juga belum memahami. Namun kalau soal Trol tadi itu menjadi atensi utama bagi instansi terkait".Kata Politisi Golkar itu. (Agus Susanto).
Caption foto: Pekerja pengupas rajungan di Pesisir Labuhan Maringgai, Lampung Timur. Sedang melakukan aktivitasnya. (Agus Susanto)
Berita Terkait
-
Imabsi Gelar Kelas Karya Batrasia ke-6, Bahas Repetisi dalam Puisi
-
Siapa Yintho Schroder? Bek Keturunan Lampung 1,97 Meter Punya Tekel Maut, Suksesor Mees Hilgers
-
Adakan PTKO II, Imabsi FKIP Unila Bekali Anggota agar Paham Renstra dan LPJ
-
Geram Komisi III DPR RI, Polisi Tangguhkan Guru Cabul di Bandar Lampung dengan Jaminan Sertifikat Tanah
-
Gempa Magnitudo 5,4 Guncang Pesisir Barat Lampung, Warga Diminta Waspada Gempa Susulan
Terpopuler
- Harta Kekayaan Roy Suryo yang Dituduh sebagai Pemilik Akun Fufufafa
- TikToker Intan Srinita Minta Maaf Usai Sebut Roy Suryo Pemilik Fufufafa, Netizen: Tetap Proses Hukum!
- Beda Respons Ariel NOAH dan Raffi Ahmad Kunjungi Patung Yesus Sibea-bea
- Reaksi Tajam Lex Wu usai Ivan Sugianto Nangis Minta Maaf Gegara Paksa Siswa SMA Menggonggong
- Innalillahi, Elkan Baggott Bawa Kabar Buruk Lagi H-1 Timnas Indonesia vs Jepang
Pilihan
-
Sah! BYD Kini Jadi Mobil Listrik Paling Laku di Indonesia, Kalahkan Wuling
-
Penyerangan Brutal di Muara Komam: Dua Korban Dibacok, Satu Tewas di Tempat
-
Kata Irfan Setiaputra Usai Dicopot Erick Thohir dari Dirut Garuda Indonesia
-
5 Rekomendasi HP Rp 6 Jutaan Spek Gahar, Terbaik November 2024
-
Lion Air Bikin Aturan Baru Mulai 1 Desember: Bawa Kardus Besar, Siap-Siap Rogoh Kocek Lebih Dalam!
Terkini
-
Tipu-tipu Kerja di Jepang, Pria Asal Jabar Perdayai Warga Lampung Timur
-
IRT Tipu Pengusaha Minyak Goreng Rp94 Juta, Ditangkap Dekat SD di Tulang Bawang
-
Gagal Selundupkan BBL, Pria Ini Malah Ditangkap Bawa Sabu dan Ganja di Pesisir Barat
-
Pilkada Bandar Lampung 2024: KPU Gelar Simulasi Pemungutan Suara di Lapas, Ini Tujuannya
-
Pasar Natar Lampung Selatan Kini Ramah Disabilitas, Apa Saja Fasilitasnya?