SuaraLampung.id - Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Lampung mengatakan indeks harga konsumen (IHK) mengalami deflasi 0,11 persen (month to month/mtm) pada Juni 2024.
Kepala Perwakilan BI Provinsi Lampung Junanto Herdiawan mengatakan, pada Mei 2024, IHK Lampung tercatat mengalami inflasi 0,09 persen
"Pada Juni 2024 IHK mengalami deflasi 0,11 persen (month to month/mtm) disebabkan oleh beberapa komoditas yang mengalami penurunan harga," ujarnya, Selasa (2/7/2024).
Ia menyebutkan, harga komoditas yang mengalami penurunan itu, seperti bawang merah, tomat, daging ayam ras, ikan nila, dan bawang putih dengan andil masing-masing sebesar -0,39 persen; -0,04 persen; -0,03 persen; -0,03 persen; dan -0,02 persen.
Baca Juga:Gempur Judi Online! Pemprov Lampung Bentuk Satgas Khusus
Junanto menjelaskan penurunan harga bawang merah sejalan dengan terjaganya pasokan, seiring dengan telah masuknya musim panen dari Brebes.
Lalu, penurunan harga tomat disebabkan oleh terjaganya pasokan akibat cuaca yang terkendali. Adapun penurunan harga komoditas daging ayam ras disebabkan oleh terjaganya permintaan usai Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Idul Adha.
"Penurunan harga ikan nila dan bawang putih disebabkan oleh terkendalinya cuaca serta impor masing-masing komoditas," kata Junanto.
Di sisi lain, pada Juni 2024 terdapat sejumlah komoditas yang mengalami inflasi, antara lain cabai merah, kopi bubuk, sigaret kretek mesin, jeruk, dan cabai rawit dengan andil masing-masing sebesar 0,08 persen; 0,06 persen; 0,05 persen; 0,04 persen; dan 0,03 persen.
Kenaikan cabai merah dan cabai rawit disebabkan oleh pasokan yang menurun usai permintaan tinggi pada Idul Adha.
Baca Juga:Harga Gabah Kering Giling di Lampung Naik 5 Persen
Kenaikan harga kopi bubuk sejalan dengan harga melambatnya produksi kopi robusta menjelang panen raya serta juga sesuai dengan tren peningkatan harga kopi dunia.
Selanjutnya peningkatan harga rokok sejalan dengan penerapan tarif cukai hasil tembakau pada awal tahun 2024. Peningkatan harga jeruk disebabkan oleh terbatasnya pasokan di tengah permintaan yang meningkat. (ANTARA)