Serangan White Spot Hantam Budidaya Udang di Lampung, Program Bantuan KKP Gagal

Ketua kelompok Surya Mina Lestari Muslimin mengatakan jika program bantuan darikementrian kelautan dan perikanan senilai Rp 2,1 miliar gagal dikelola karena serangan penyakit

Tasmalinda
Minggu, 09 Juni 2024 | 12:45 WIB
Serangan White Spot Hantam Budidaya Udang di Lampung, Program Bantuan KKP Gagal
Tambak Udang di Lampung [Agus Susanto/Suara.com]

SuaraLampung.id - Kelompok  Surya  Mina Lestari yang membudidayakan  udang vaname  mengalami kerugian Rp100 juta. Hal ini terjadi sejak  Februari  2924, karena  serangan penyakit bintik putih atau dikenal white spot disease  (WSD).

Ketua kelompok Surya Mina Lestari Muslimin mengatakan jika program bantuan dari kementrian kelautan dan perikanan senilai Rp 2,1 miliar gagal dikelola karena serangan penyakit  tersebut.

"Karena terserang penyakit WSD maka kami melakukan pemanenan dini yang masih usia 40 hari untuk normalnya 120 hari, dan hasil panen hanya mendapat 1 ton,"kata Muslimin.

Kelompok Surya Mina Lestari yang berada di Desa Muara Gadingmas, Kecamatan Labuhan 6, Kabupaten Lampung mengungkapkan panen perdana dilakukan meski masih berusia 40 hari.

Baca Juga:Skandal Joki CASN di Kejaksaan Lampung Terungkap, Anak Pejabat Terlibat?

"Setelah dilakukan penaburan benih yang kedua kalinya dan dipanen pada Mei 2024 hasilnya juga tidak maksimal kata Muslimin jika dikalkulasi kemungkinan hanya pulang modal pada panen ke dia kalinya.

Penyebabnya pun sama yakni persoalan penyakit udang jenis WSD pada penaburan benih yang kedua kelompok melakukan pemanenan pada usia kurang dari 70 hari jika dipaksakan sampai 120 hari maka dipastikan akan merugi.

"Kalau bisa sampai 120 hari tentu size nya besar dan pengaruh di harga, tapi jika dipaksakan kami pasti rugi karena udang terus terserang penyakit dan mengalami kematian,"kata Muslimin.

Selanjutnya Kelompok Surya Mina Lestari akan melakukan penaburan benih yang ketiga pada akhir Juni 2024, sebanyak 6 petak tambak udang dengan kapasitas 250 ribu ekor per petak.

Saat ini kelompok masih mempersiapkan air tambak.

Baca Juga:25 Calon Haji Lampung Gagal Berangkat ke Tanah Suci, Ini Penyebabnya...

Menurut Muslimin kelompok tersebut memiliki 11 orang yang terbagi anggota dan pengurus, sekali melakukan penaburan benih udang hingga perawatan sampai panen modal yang dikeluarkan tidak kurang dari 500 juta untuk 6 petak tambak.

"Harapan kami yang ketiga ini mendapat hasil yang maksimal, biasanya di musim kemarau hasilnya lebih bagus bila dibanding musim hujan"kata Muslimin.

Sampai jangka waktu tiga tahun administrasi pengelolaan terkait dengan bantuan pemerintah tersebut terus di lakukan pemantauan oleh pihak BPK per tiga bulan, hingga batas waktu 3 tahun.

Tujuannya untuk menghindari penyelewengan dari pengelolaan anggaran Budi daya vaname tersebut, bangun 2,1 Miliar itu salurkan pada 2023 lalau, untuk pembuatan tambak pembelian benih udang dan pembelian pakan.

Kontributor : Agus Susanto

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini