Vaksin DBD di Bandarlampung Masih Mahal, Rp1 Juta per Satu Kali Pemberian

Seorang yang terinfeksi DBD gejalanya sangat bervariasi dari yang ringan hingga berat.

Tasmalinda
Minggu, 07 Januari 2024 | 18:26 WIB
Vaksin DBD di Bandarlampung Masih Mahal, Rp1 Juta per Satu Kali Pemberian
Ilustrasi Vaksin. Vaksin DBD masih mahal, Rp1 Juta per satu kali pemberian (Pexels/Polina Tankilevitch)

SuaraLampung.id - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bandarlampung, Provinsi Lampung, menyebut vaksin dengue tidak tersedia di puskesmas akibat belum menjadi program imunisasi nasional.

"Untuk saat ini, di puskesmas vaksin dengue belum ada," kata Pelaksana Tugas Kepala Dinas Kesehatan Kota Bandarlampung Desti Mega Putri, di Bandarlampung, Minggu.

Ia mengatakan saat ini di sejumlah klinik atau rumah sakit dan pada praktik dokter swasta di Bandarlampung telah tersedia vaksin dengue, guna mengurangi risiko seorang yang terkena penyakit menular deman berdarah dengue (DBD).

"Saat ini, vaksin DBD hanya terdapat pada klinik, rumah sakit terdekat atau pada praktIk dokter swasta. Harga vaksin masih cukup mahal yaitu sekitar Rp1 juta per satu kali pemberian vaksin," katanya.

Baca Juga:Puting Beliung Sapu Desa Sukatani Lampung Selatan, 10 Rumah Warga Rusak

Seorang yang terinfeksi DBD gejalanya sangat bervariasi dari yang ringan hingga berat.

"Manifestasi klinisnya bisa ringan, seperti demam dengue atau kebocoran plasma pada DBD, kemudian yang berat yakni syok sindrom dengue, dimana hal ini dapat menyebabkan kematian pada beberapa kasus," ujar Mega.

Dia mengatakan vaksin dengue yang beredar saat ini adalah buatan Sanofi Pasteur. Vaksin yang dikembangkan DENGVAXIA untuk mencegah demam berdarah yang disebabkan oleh virus dengue serotipe 1,2, 3 dan 4, pada anak usia 9-16 tahun.

"Kemudian vaksin QDENGA untuk mencegah demam berdarah yang disebabkan oleh virus dengue serotipe 1,2, 3 dan 4 dengan target sasaran usia 6-45 tahun," kata dia.

Dinas Kesehatan Bandarlampung menangani sebanyak 201 kasus demam berdarah dengue (DBD) di daerah itu selama 2023. Kasus DBD terbanyak terjadi pada Mei dengan 27 orang terkena penyakit akibat gigitan nyamuk aedes aegypti tersebut. [ANTARA]

Baca Juga:Baru 11 Persen Warga Bandar Lampung yang Beralih ke IKD

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini