Industri Lada Hitam di Lampung Dikuasai 7 Perusahaan Besar

produksi lada hitam di Provinsi Lampung hanya diserap tujuh eksportir.

Wakos Reza Gautama
Selasa, 20 Juni 2023 | 10:33 WIB
Industri Lada Hitam di Lampung Dikuasai 7 Perusahaan Besar
Ilustrasi Lada Hitam. Industri lada hitam di Lampung dikuasai 7 perusahaan besar. [Shutterstock]

SuaraLampung.id - Struktur pasar industri lada hitam di Lampung berada pada struktur pasar oligopoli. Ini terlihat dari hanya adanya tujuh pelaku usaha besar pada industri lada hitam di Lampung.

Kepala Kantor Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) Kantor Wilayah II Wahyu Bekti Anggoro mengatakan,  produksi lada hitam di Provinsi Lampung hanya diserap tujuh eksportir.

"Dari tujuh pelaku usaha tersebut terdapat dua pelaku usaha penanaman modal asing (PMA)," kata Wahyu Bekti Anggoro, dalam siaran pers, Senin (19/6/2023) dikutip dari Lampungpro.co--jaringan Suara.com.

KPPU menilai Lampung merupakan penghasil lada hitam terbesar Indonesia. Berdasarkan data Statistik Perkebunan Unggulan Nasional 2021-2023 yang dirilis Direktorat Jenderal Perkebunan, Kementerian Pertanian, diproyeksikan produksi lada hitam Lampung dapat mencapai 15.139 ton pada 2023 (angka sementara).

Baca Juga:Puluhan Pemandu Lagu di Tempat Hiburan Malam Wilayah Sukarame Dilakukan Skrinning Penyakit Menular

Namun, berdasarkan angka tetap pada periode 2020-2021 dijelaskan terjadi penurunan luas area dan produksi lada hitam Lampung, yaitu pada 2020 luas area perkebunan lada 45.834 hektare (ha) dengan produksi sebesar 15.412 ton. Selanjutnya mengalami penurunan luas area pada 2021 menjadi 45.642 ha dengan jumlah produksi 15.229 ton.

Terjadi penurunan lagi luas area pada 2021 menjadi 45.642 ha dengan jumlah produksi sebesar 15.229 ton.

Merespon kondisi tersebut, KPPU Kanwil II melakukan penelitian terkait hambatan tata niaga lada hitam Lampung untuk melihat apakah terdapat hambatan akibat prilaku monopoli dan persaingan usaha tidak sehat.

Penelitian dimulai sejak Februari 2023. Pada periode penelitian KPPU Kanwil II mendengarkan keterangan stakeholder terkait tata niaga lada hitam Lampung.

Di antaranya Dewan Rempah Indonesia Wilayah Lampung, Asosiasi Eksportir Lada Indonesia (AELI) Lampung, Dinas Perkebunan Provinsi Lampung, Direktorat Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional pada Kementerian Perdagangan Republik Indonesia, kelompok tani lada, dan eksportir lada Lampung.

Baca Juga:KPU Bandar Lampung Temukan Data Ganda Pemilih untuk Pemilu 2024

"KPPU mendengarkan keterangan dari lima pelaku usaha eksportir lada di Lampung dan terdapat satu pelaku usaha yang tidak kooperatif untuk memberikan keterangan kepada KPPU yaitu PT Natura Perisa Aroma. Tiga kali tidak hadir memenuhi undangan pemberian keterangan kepada KPPU," kata Wahyu Bekti Anggoro.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini