Local Media Summit 2022: Ajang Akbar Ulas Tantangan Media Lokal di Indonesia

Pertama adalah adanya kesenjangan pengetahuan antara media di Jakarta dengan daerah terkait pengetahuan digital, teknologi, dan bisnis model.

Tasmalinda
Kamis, 27 Oktober 2022 | 15:09 WIB
Local Media Summit 2022: Ajang Akbar Ulas Tantangan Media Lokal di Indonesia
Suara.com dan IMS menggelar Local Media Summit 2022. [Suara.com]

Sementara bisnis model saat ini yang mengandalkan pageviews, akan berhadapan dengan konten receh, hantu, prank, hoaks.

“Konten receh dengan konten jurnalisme yang pembacanya kecil, secara iklan kalah harganya. Tantangan cukup besar bagi kita untuk beradaptasi, berubah. Poinnya kalau itu diteruskan nasib jurnalisme kita bisa habis kalau model bisnis tetap sama,” ujar dia.

Isu ini cukup menantang sehingga butuh banyak sharing mencari pola baru, bisnis model bagi media lokal.

Suwarjono membagi lima model biaya untuk media atau model bisnis media saat ini.

Baca Juga:Tamatan SMK Di Sumsel Paling Banyak Jadi Pengangguran

Pertama media sebagai konten kreator dimana membuat konten untuk platform global seperti google, facebook, twitter, intasgram, tiktok. Media sebagai konten kreator atau konten provider, ancamannya adalah media jadi tergantung dengan platform tersebut.

Lalu ada media dengan berbasis berlangganan di mana hal ini menurut Suwarono, cukup berat. “Membuat media sebagai tempat display sebagai outlet sementara bisnisnya di tempat lain. Saya kebayang 2024 ,media sebagai outlet dipakai calon-calon,” ujar Suwarjono.

Keempat media dikelola berbasis donor yang memiliki konten niche.

“Kelima adalah menggabungkan banyak model. Dia menggunakan ekosistem digital baik untuk distribusi bagi digital, agensi, PH.  Lima model ini mnearik tapi butuh model baru lagi supaya tidak stagnan,” ujar Suwarojono.

“10 tahun lalu model online yang dibuat berbasis artikel, 10 tahun terakhir sudah banyak gambar, belakangan video di Youtube. Dua tahun terakhir terjadi disrupsi lagi itu adalah di platform video pendek dan vertical video. Ini membuat semua pengelola media mengubah template dari media panjang ke short video dan mengubah ke vertical video,” ujarnya.

Baca Juga:Heboh Video Wanita Diduga Warga Ogan Ilir Sumsel Tampil Bugil di TikTok

Wakil Ketua Dewan Pers Agung Darmajaya mengatakan, di era media digital saat ini jumlah media bertambah.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini