SuaraLampung.id - Uya Kuya mewawancarai Deolipa Yumara, mantan pengacara Bharada Richard Eliezer Pudihang Lumiu alias Bharada E, mengenai pencabutan surat kuasanya oleh Eliezer.
Dalam wawancara tersebut, Uya Kuya menanyakan alasan pencabutan surat kuasa Deolipa Yumara dan Burhanuddin sebagai kuasa hukum oleh Bharada E.
Saat menjawab pertanyaan Uya Kuya, Deolipa malah menyinggung tentang LGBT (lesbian, gay, biseksual, transgender).
"Saya sama Bharada E ini kan jatuh cinta ya. saling jatuh cinta. LGBT apa ga, kita ga tau ya, tapi jatuh cinta," ujar Deolipa dikutip dari YouTube Uya Kuya TV.
Baca Juga:Gugatan Mantan Pengacara Bharada E Disidangkan 7 September 2022
Uya Kuya penasan mengenai siapa sosok LGBT yang disinggung Deolipa.
"Siapa LGBT bang?" tanya Uya.
Deolipa tidak memberikan jawaban jelas namun hanya memberikan kode.
"Ya 303 yang pengen jadi Kapolri kan itu kan LGBT," ujar Deolipa.
"Kata siapa?" cecar Uya Kuya.
Baca Juga:Gugatan Deolipa dan Burhanuddin Eks Kuasa Hukum Bharada E Bakal Disidangkan 7 September
Deolipa menjawab dengan kalimat tidak jelas.
"Kata langit. Kata Sinto Gendeng," ucap dia.
"Lu ngomong begini ada bukti ga?" kata Uya Kuya lagi.
"Yang ngomong Sinto Gendeng," kata Deolipa.
Uya lalu menyinggung mengenai perkataan Kabareskrim Komjen Agus Andiranto yang menyatakan Bharada E mencabut kuasa Deolipa karena permintaan dari orang tuanya Bharada E.
"Itu Kabareskrim itu bohong aja. Orang tua Bharada E di Brimob diamanin sama Brimob. Mana bisa keluarganya boro-boro," ujar Deolipa.
Menurut Deolipa, CCTV di Mabes Polri bisa menceritakan semuanya mengenai apa yang membuat dirinya tidak lagi menjadi kuasa hukum Bharada E.
"CCTV di Mabes Polri menceritakan semuanya kejadian tanggal 6 tanggal 7 di Subdit Kamneg. Buka CCTV nanti si kumis ketahuan bohongnya," kata Deolipa.
Deolipa menduga kebohongan itu dilakukan karena pengen jadi Kapolri supaya ada bunga-bunga banyak ke Mabes Polri.
"Mungkin si kumis pengen jadi Kapolri dibantu sama 303 pengen depak Kapolri sekarang. Ee jangan Kapolri sekarang orang baik. Ketika Kapolri sekarang mau diapa-apain sama Wakapolri, ane jadi pembelanya," tegas Deolipa.
"Jadi intinya pemecatan Bang Olip dan Burhanuddin politis?" ujar Uya Kuya.
"Bukan pemecatan, diselingkuhin. Kita lagi naik motor tahu-tahu diculik. Lu ama gua aja sayang. LGBT aja dia mah. Bukan Richard," kata Deolipa.
"Siapa sih bang yang LGBT, penasaran saya?" tanya Uya.
"Itu loh yang senyum ganteng kalo di Tiktok yang ting ting (sambil mengedipkan mata)," ucap Deolipa.
"LGBT sama siapa bang?" cecar Uya lagi.
"Ya ga tau saya, namanya LGBT ama siapa aja bisa tapi LGBT," jawab Deolipa.
"Abang ngomong begini ada buktinya?" ujar Uya,
"Saya kan bukan pengacara sebenarnya. Saya ini kan cinta komando intelijen negara untuk tanah air NKRI 001. Kode. tapi saya bukan BIN loh. Tapi cinta NKRI 001," jawab Deolipa.
Mengenai motif pembunuhan Brigadir J menurut Deolipa, Bharada E tidak tahu menahu. Menurutnya yang tahu adalah Ferdy Sambo sendiri.
"Apa Ferdy Sambo ingin jadi Kapolri. Apa dia suruh Agus (Kabareskrim) kapolri dulu dia jadi Kabareskrim. Namanya orang serakah, Umur masih muda nyodok aja," ujar Deolipa.
Deolipa lalu menceritakan mengenai Ferdy Sambo yang bisa menelikung Brigjen Krishna Murti, mantan atasannya saat di Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya.
"Krishna Murti Polda Metro Jaya yang menciptakan Turn Back Crime ditelikung sama dia (Sambo) padahal proyek Turn Back Crime proyek paling bagus yang diciptakan. Hanya karena Sambo ini pegang 303 pengen nyodok. Emang Sambo pernah jadi Kapolda? ga pernah. Kapolres? Ga pernah. Tiba-tiba jadi Kadiv Propam, orang gila. Yang gila siapa? Itu yang punya 303," beber Deolipa.
Menurut Deolipa, Kapolri Jenderal Listyo Sigit tidak bisa berbuat apa-apa karena Kapolri sebelumnya uda manggil duluan.
"Kapolri sebelumnya uda pensiun Idham Azis, dikulik aja rekeningnya itu. cuma ngulik doang gapapa. Tapi saya rasa Idham Azis kena tipu juga ama Sambo. Idham Azis dekat sama Sambo," ucap Deolipa.