Menurut Deolipa, CCTV di Mabes Polri bisa menceritakan semuanya mengenai apa yang membuat dirinya tidak lagi menjadi kuasa hukum Bharada E.
"CCTV di Mabes Polri menceritakan semuanya kejadian tanggal 6 tanggal 7 di Subdit Kamneg. Buka CCTV nanti si kumis ketahuan bohongnya," kata Deolipa.
Deolipa menduga kebohongan itu dilakukan karena pengen jadi Kapolri supaya ada bunga-bunga banyak ke Mabes Polri.
"Mungkin si kumis pengen jadi Kapolri dibantu sama 303 pengen depak Kapolri sekarang. Ee jangan Kapolri sekarang orang baik. Ketika Kapolri sekarang mau diapa-apain sama Wakapolri, ane jadi pembelanya," tegas Deolipa.
Baca Juga:Gugatan Mantan Pengacara Bharada E Disidangkan 7 September 2022
"Jadi intinya pemecatan Bang Olip dan Burhanuddin politis?" ujar Uya Kuya.
"Bukan pemecatan, diselingkuhin. Kita lagi naik motor tahu-tahu diculik. Lu ama gua aja sayang. LGBT aja dia mah. Bukan Richard," kata Deolipa.
"Siapa sih bang yang LGBT, penasaran saya?" tanya Uya.
"Itu loh yang senyum ganteng kalo di Tiktok yang ting ting (sambil mengedipkan mata)," ucap Deolipa.
"LGBT sama siapa bang?" cecar Uya lagi.
Baca Juga:Gugatan Deolipa dan Burhanuddin Eks Kuasa Hukum Bharada E Bakal Disidangkan 7 September
"Ya ga tau saya, namanya LGBT ama siapa aja bisa tapi LGBT," jawab Deolipa.
"Abang ngomong begini ada buktinya?" ujar Uya,
"Saya kan bukan pengacara sebenarnya. Saya ini kan cinta komando intelijen negara untuk tanah air NKRI 001. Kode. tapi saya bukan BIN loh. Tapi cinta NKRI 001," jawab Deolipa.
Mengenai motif pembunuhan Brigadir J menurut Deolipa, Bharada E tidak tahu menahu. Menurutnya yang tahu adalah Ferdy Sambo sendiri.
"Apa Ferdy Sambo ingin jadi Kapolri. Apa dia suruh Agus (Kabareskrim) kapolri dulu dia jadi Kabareskrim. Namanya orang serakah, Umur masih muda nyodok aja," ujar Deolipa.
Deolipa lalu menceritakan mengenai Ferdy Sambo yang bisa menelikung Brigjen Krishna Murti, mantan atasannya saat di Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya.