Pertama, di usus, plant stanol ester akan berkompetisi dengan kolesterol pada saat proses penyerapan kolesterol, sehingga ketika kita mengonsumsi plant stanol ester, akan lebih sedikit kolesterol dari makanan yang diserap ke dalam sel usus.
Kedua, plant stanol ester membantu mengeluarkan kembali kolesterol ke rongga usus, sehingga dapat dibuang melalui feses, sedangkan yang masuk ke dalam pembuluh limfe akan dikirim ke organ hati. Ketiga, plant stanol ester meningkatkan kinerja media pembawa yang membantu pengeluaran kolesterol dari hati kembali ke usus.
Hasil dari serangkaian proses itulah yang membuat tubuh menyerap kolesterol dalam jumlah yang lebih sedikit.
Namun, bukan hanya orang yang memiliki kondisi hiperkolesterolemia yang membutuhkan plant stanol ester. Orang-orang yang memiliki kadar kolesterol normal juga perlu mengonsumsinya sebagai upaya pencegahan hiperkolesterolemia di kemudian hari.
Baca Juga:Bupati Natuna Keluarkan Aturan: Tempat Hiburan Malam Dilarang Buka Saat Ramadhan
Adapun cara terbaik menangani kemungkinan peningkatan kadar kolesterol, kata Sheena, adalah dengan pemeriksaan kesehatan secara rutin.
Sehingga, ketika kadar kolesterol di dalam tubuh meningkat, dapat segera terdeteksi dan melakukan perubahan gaya hidup, khususnya pola makan dan aktivitas sehari-hari.
"Jadi, kita harus waspada karena siapapun bisa mengalami hiperkolesterolemia, meskipun awalnya tanpa gejala serius awalnya,” tambah Sheena. (ANTARA)