SuaraLampung.id - Industri rumahan jajanan yang dikelola Mukhoiri (50) warga Desa Teluk Dalem, Kecamatan Matarambaru, Kabupaten Lampung Timur, Lampung terpaksa gulung tikar.
Dia sudah tidak mengoperasionalkan usaha karena tidak mendapatkan minyak goreng curah."Sudah lima hari, tidak bisa produksi karena tidak ada minyak makan curah, kalau mau beli minyak makan kemasan harga nya terlalu mahal," aku Mukhoiri, Senin (21/3/2022).
Mukhoiri merupakan pelaku usaha pembuatan jajanan yang memproduksi lima item jenis jajanan semua pengolahannya menggunakan minyak makan.
Pria 50 tahun tersebut sudah mencari di tiga pasar di Lampung Timur tidak mendapatkan minyak curah, sementara sehari Mukhoiri membutuhkan 50 liter minyak makan.
Baca Juga:BMKG: Prakiraan Cuaca 21 Maret 2022, Sumsel Berawan hingga Dini Hari Disertai Hujan Ringan
"Produksi jajanan saya banyak, minyak makan yang saya butuhkan 50 liter setiap hari, tapi barang nya sudah tidak ada sejak satu pekan ini," kata dia, Senin (21/3/2022).
Jika Mukhoiri nekat menggunakan minyak makan kemasan dengan harga di atas Rp22.000 per liter, maka dipastikan tidak akan mendapatkan untung.
Dia pun memilih untuk berhenti sampai dengan harga minyak curah normal.
Mukhoiri khawatir kesulitan minyak makan curah akan terjadi hingga bulan Ramadhan nanti, sebab mendekati Idul Fitri. Pemesanan jajanan cukup tinggi, selain untuk keperluan malam Ramadan juga untuk persiapan hari raya Idul Fitri.
"Kalau sampai Ramdan minyak curah masih susah, kehilangan momen tahunan yang saya tunggu tunggu," ungkapnya.
Baca Juga:Okupansi Hotel di Sumsel Kini Capai 70 Persen, Usai Syarat Tes PCR/Antigen Dicabut Pemerintah
Bukan hanya pemilik usaha, pekerja perempuan yang bekerja sebagai pembungkus jajanan di rumah Mukhoiri juga kehilangan pekerjaan, jika minyak goreng masih curah langka.
"Ya kalau pak Mukhoiri tidak goreng kami tidak kerja, lumayan setengah hari bisa dapat 30 ribu, kerja membungkus jajanan".Kata Nurul.
Kontributor Agus Susanto